TEMPO.CO, Balikpapan - Panitia Pengawas Pemilu Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, mendeteksi pegawai negeri sipil terlibat aktif dalam kampanye akbar Partai Keadilan Sejahtera di kota itu. Kampanye di DOME tersebut dihadiri Presiden PKS Anis Matta, Jumat, 28 Maret 2014. (Baca: Bawaslu Ancam Coret Jadwal Kampanye PKS)
"PNS tersebut menjadi salah satu panitia yang mengkoordinir massa," ungkap anggota Panwaslu Balikpapan Bidang Penindakan, Hary Darmanto, di lokasi kampanye PKS. Pegawai itu, kata Hary, bernama Chairil Anwar yang tercatat sebagai dosen Politeknik Negeri Kota Balikpapan.
Panwaslu Balikpapan untuk kedua kalinya mencurigai tingkah laku Chairil Anwar yang terlibat aktif dalam penggalangan kampanye PKS. "Sebelumnya sempat kami periksa saat melakukan aksi pengerahan massa PKS juga. Waktu itu dia membantah terlibat aktif dalam kegiatan politik. Bukti-bukti kami saat itu juga minim," paparnya.
Hary memastikan Panwaslu Balikpapan sudah mengantongi cukup bukti untuk memperkarakan Chairil Anwar sesuai dengan ketentuan kampanye politik. Para PNS memang terancam sanksi pidana hingga pemecatan saat terbukti berperan aktif dalam kampanye parpol.
Surat pemanggilan akan langsung disampaikan pada pimpinan Politeknik Balikpapan yang ditembuskan ke instansi terkait. Panwaslu Balikpapan akan memperkarakan oknum PNS sesuai dengan ketentuan administrasi ataupun ketentuan pemilu legeslatif.
S.G. WIBISONO
Terpoluler
Jokowi: Terima Kasih Pak Prabowo
Info Radar MH370 Mungkin Sengaja Disembunyikan
MH370 Buka Luka Lama Korban Pembajakan MH653
Kenapa Asuransi Warga Amerika di MH370 Lebih Besar
Berita terkait
Angka Keramat Nawacita
28 April 2015
Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.
Baca SelengkapnyaPemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya
17 Desember 2014
Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.
Baca SelengkapnyaObor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi
5 Agustus 2014
Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut
Baca SelengkapnyaAhok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal
9 Juli 2014
Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.
Baca SelengkapnyaRibuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi
8 Juli 2014
Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.
Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat
6 Juli 2014
Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.
Baca SelengkapnyaHatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura
5 Juli 2014
Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.
Baca SelengkapnyaPendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin
5 Juli 2014
Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.
Baca SelengkapnyaTabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis
5 Juli 2014
Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.
Baca SelengkapnyaKampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret
5 Juli 2014
Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.
Baca Selengkapnya