TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang detik-detik putusan Mahkamah Konstitusi, massa pendukung Prabowo-Hatta mencoba merusak kawat pembatas. Mereka mencoba menerobosnya dengan menggunakan kayu bendera dan meringsek kawat.
"Tahan, jangan terpengaruh provokator. Tangkap provokator," teriak sang orator dari atas mobil di area gedung Indosat, Kamis, 21 Agustus 2014.
Aksi dorong pun sempat terjadi. Berawal dari sisi kiri pendemo, kemudian diikuti dari sisi kanan. Empat mobil orasi juga mencoba maju.
"Maju! Gua bilang maju ya maju, jangan mundur lagi," seru Koordinator Aliansi Pembela Pemilu, Andre Rosiade.
Kondisi semakin memanas karena massa terus mencoba merangsek pembatas. Imbauan polisi untuk menahan emosi, tampaknya tak begitu digubris. Terlihat petugas polisi bersiap dengan barakuda dan pengamanannya masing-masing.
"Saya mohon kepada koordinator lapangan untuk tetap tertib dan tidak anarki," kata polisi dengan pengeras suara. Tetapi permintaan ini tak digubris massa Prabowo. "Gardu Prabowo harap maju. Allahu Akbar!"
Saat ini, massa yang nekat masih mencoba menembus barikade. Kenekatan massa itu dihadapi petugas polisi dengan menembakkan gas meriam air dari kendaraan lapis baja. Polisi membubarkan paksa dan mendorong mundur massa yang mencoba terus merangsek.
DEWI SUCI RAHAYU
Terpopuler:
Istana: Tujuh Menteri Harus Mundur
Kiai Pro-Prabowo: Jika Tidak PSU, MK Cacat
Putusan MK, 100 Ribu Massa Pro-Prabowo Geruduk MK
Tiga Kader Golkar Gugat Ical Rp 1 Triliun
Mundurnya Karen Disebut Fenomena Gunung Es BUMN