TEMPO.CO, Jakarta - Pakar psikologi politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, mengatakan koalisi yang dibangun Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tak akan berumur panjang. Penyebabnya, tak ada ideologi yang bisa mempersatukan mereka. Padahal, kata dia, logika politik harus rasional. (Baca: Paloh: Koalisi Merah Putih Disilakan Merapat)
"Kalau ada penawaran lebih menarik dari sebelah, ya, mereka pasti pindah," kata Hamdi saat dihubungi, Kamis, 24 Juli 2014. Menurut dia, lama-lama koalisi yang digagas Prabowo akan ditinggalkan. "Tak ada keuntungannya lagi." (Baca: Beda Pendapat Ibas-Pohan soal Demokrat ke Jokowi)
Ia memprediksi setidaknya Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Golkar bakal menyeberang ke poros PDI Perjuangan. Wakil Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa mengatakan pihaknya sudah menerima pernyataan dari 18 pengurus wilayah untuk mendukung kemenangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Adapun Golkar, kata Hamdi, adalah partai pragmatis yang tak bisa sekali pun beroposisi di pemerintahan. "Ini tinggal menunggu lobi JK saja," katanya. (Baca:Agung Ingin Golkar Evaluasi Koalisi Merah-Putih)
Hamdi memprediksi Jokowi tak akan melirik Partai Keadilan Sejahtera. "Gak nyambung ideologinya," katanya. Sedangkan Gerindra, meski juga menjunjung ekonomi kerakyatan, tak bakal bisa bersatu dengan Jokowi. Musababnya, pengendali partai itu, Prabowo Subianto, berkepribadian mudah curiga. "Mereka ini berpotensi menjadi musuh Jokowi di pemerintahan," katanya.
Pada Senin, 14 Juli lalu, tujuh partai pengusung Prabowo-Hatta menandatangani piagam koalisi permanen yang mewakili hampir dua per tiga rakyat Indonesia. Tujuh partai yang meneken piagam ini adalah Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Bulan Bintang.
Menurut Prabowo, inti piagam koalisi ini adalah iktikad ketujuh partai itu untuk bekerja sama secara permanen untuk mengawal empat pilar bangsa, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Terpopuler
Pakar TI: Tidak Ada Hacker yang Gelembungkan Suara
Remaja Salatiga Ungguli Insinyur Oxford Bikin Jet Engine Bracket
Pulang Berlibur, Hotasi Nababan Dieksekusi
Ahok Lebih Pilih Dian Sastro Jadi Wagub