TEMPO.CO, Jakarta - Politikus muda yang dipecat secara sepihak oleh Partai Golongan Karya, Poempida Hidayatulloh, menyesalkan keputusan calon presiden Prabowo Subianto tidak mau menerima hasil pemilu presiden 2014. Keputusan Prabowo dinilai tak menunjukkan sikap negarawan sejati.
"Sikap Prabowo justru blunder untuk dirinya," ujar Poempida saat ditemui di Jenggala Center, Selasa, 22 Juli 2014. (Baca: Soal Prabowo, Pro Jokowi-JK Diminta Tak Reaktif)
Poempida menilai Prabowo tak ingin terlihat kalah. Karena itu, kata dia, calon presiden nomor urut satu ini menarik diri dari pertarungan. Ia menganggap sikap Prabowo justru terlihat buruk di mata publik. "Apabila dilakukan pemilihan ulang, mungkin selisih suara lebih besar karena banyak yang mengubah pilihan ke nomor urut dua," ujar Poempida.
Prabowo juga dinilai tak memberikan pelajaran yang baik bagi masyarakat mengenai demokrasi. Sebagai negarawan, kata Poempida, Prabowo seharusnya bisa menunjukkan sikap mengayomi dan tak menajamkan konflik di tengah masyarakat. Prabowo juga dianggap tak matang dalam soal pengambilan keputusan mundur. (Baca: Prabowo Mundur, Menkopolhukam Serahkan ke KPU)
Tak hanya menyesalkan tindakan Prabowo, ia juga menyayangkan sikap tim sukses kandidat berlatar belakang militer tersebut. Ia menganggap tim sukses Prabowo tak menyampaikan informasi dengan lengkap dan akurat. Menurut dia, pernyataan mundur Prabowo dapat membawa konsekuensi pidana minimal 3 tahun penjara dan denda minimal Rp 50 miliar.
"Semestinya para ahli di tim sukses Prabowo, seperti Mahfud Md., memberikan informasi yang utuh," ujar Poempida. (Baca: Prabowo: Mari Bung Rebut Kembali)
DINI PRAMITA
Berita terpopuler
SBY Berhentikan Kepala Staf TNI AD
Berita Potong Kelamin, Ahmad Dhani ke Dewan Pers
Saran Ahok Buat Jokowi Usai Pengumuman Pilpres
Umat Kristen Irak Diminta Pindah Agama
Begini Kantor Jokowi Sebelum Pengumuman Pilpres