TEMPO.CO, Surabaya - Meski penggagasnya, Setiyardi Budiono dan Darmawan Sepriyosa, telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Mabes Polri, namun tabloid Obor Rakyat edisi ke-4 (26 Mei-1 Juni 2014) masih beredar bebas. Tabloid delapan halaman itu ditemukan tergeletak di meja Balai Wartawan Kepolisian Daerah Jawa Timur, Senin, 7 Juli 2014.
Tabloid yang tengah jadi sorotan itu pun langsung dibaca para wartawan yang ada di dalam balai. Meski beredar di lingkungan polisi, namun agaknya tabloid tersebut luput dari perhatian. "Tadi ada yang bawa ke sini, tapi tidak tahu siapa orangnya. Setelah naruh terus pergi," kata salah seorang wartawan. (Baca: Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis)
Berbeda dengan edisi sebelumnya yang berisi kampanye hitam terhadap calon presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Obor Rakyat edisi ke-4 ini giliran cawapres Jusuf Kalla yang diserang dengan judul cover JK Sogok Mega 10 Triliun.
Sejumlah artikel pada halaman-halaman berikutnya masih tetap berisi kampanye gelap terhadap Jokowi-JK, yang antara lain berjudul Jenderal Berlumur Darah di Belakang Jokowi, Korupsi Busway: Busuknya Jokowi Makin Tercium, Belutnya JK: Dari Helikopter Sampai Listrik Tenaga Batu Bara. (Baca: Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin)
Pada halaman dua, Obor Rakyat mengupas judul cover dengan artikel berjudul JK Bawa Duit Rp 10 T ke Mega. Artikel itu mengutip rilis politikus senior, Saban Sirait, yang pernah mendengar partainya disogok Kalla Rp 10 Triliun agar diusung menjadi cawapres Jokowi.
"Saya mengingatkan, PDIP didirikan tidak untuk diperjualbelikan," tulis Obor Rakyat dalam salah satu artikel pembukaannya pada halaman dua. (Baca juga: Dua Penggagas Obor Rakyat Jadi Tersangka)
MOHAMMAD SYARRAFAH
Berita terpopuler
Pengamat Nilai Sikap SBY Berlebihan
Sofjan Wanandi: Warga Minoritas Takut Nyoblos
Banyak Silap, Hatta Merasa Sudah Tampil Maksimal