TEMPO.CO, Surabaya - Pengamat politik yang juga dosen di Universias Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Hari Fitrianto, mengatakan muncul fenomena media berubah menjadi tim sukses pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu pada pemilihan presiden 2014.
Hal itu dikatakan Hari untuk menanggapi aksi demo massa pendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla di kantor TV One di Yogyakarta dan Jakarta. Massa menuding televisi itu menyiarkan fitnah. "Fenomenanya beberapa media berubah menjadi tim sukses," kata Hari kepada Tempo. Sabtu, 5 Juli 2014.
Menurut Hari, beberapa media yang berperan seperti tim sukses tidak segan-segan melakukan kampanye negatif dan kampanye gelap. (Baca: Dewan Pers: Metro TV dan TV One Bandel)
Media, ujar Hari, seharusnya netral, tidak malah memihak salah calon tertentu. "Kalau yang diungkapkan TV One itu sebagai kampanye negatif, (hal itu) dibenarkan karena ada datanya dan dapat dipertanggungjawabkan. Tapi, jika kampanye hitam, menurut saya, seharusnya dapat diperkarakan ke Dewan Pers," tuturnya.
Untuk ke depannya, Hari mengatakan KPU perlu mengatur perihal aktor-aktor politik yang mempunyai media. "Dalam pemilu Indonesia, baru kali ini media mendapatkan posisi yang sangat penting," ujarnya. (Baca: AJI Kecam Media Pendukung Capres-Cawapres)
Regulasi untuk media dalam pemilu tersebut sangat penting karena posisinya sangat besar karena berpengaruh pada peningkatan elektabilitas kandidat yang dijagokan. Selain itu, dengan waktu kampanye pilpres yang sempit, para kandidat sangat memerlukan media untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia yang luas.
EDWIN FAJERIAL
Berita lainnya:
Data dan Fakta Argentina Vs Belgia
Tak Ada Neymar, Thiago Silva Tetap Optimistis
Surat Suara Tercoblos, KPU Jaktim: Tidak Disengaja