TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden dari poros koalisi PDI Perjuangan, Joko Widodo, mengatakan persoalan tenaga kerja Indonesia (TKI) bisa diselesaikan jika seleksi di dalam negeri serta pengawasan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia atas para TKI bisa dimaksimalkan.
Menurut dia, masalah TKI akan selesai jika sebelum penempatan, para calon TKI tersebut benar-benar melalui proses seleksi dan pelatihan. Ia mengingatkan jangan sampai para TKI yang dikirim belum diseleksi atau dilatih. "Lalu, data di Kedubes kita harus lengkap. Kedubes harus bisa memberi perlindungan, harus ada pengawasan dan pemeriksaan tiap bulan terhadap para TKI," katanya dalam debat capres di Holiday Inn, Kemayoran, Ahad, 22 Juni 2014.
Selain itu, Jokowi menegaskan Indonesia tidak akan mengirim TKI ke negara yang tidak punya UU Perlindungan TKI. "Kita harus tegas, kalau tidak punya UU perlindungan, tidak usah kirim. Moratorium saja," katanya.
Mengenai penyelesaian konflik luar negeri, Jokowi mengatakan ada tiga strategi diplomasi yaitu G to G, B to B, dan P to P. Strategi diplomasi antar-pemerintah, kata dia, akan menjadi prioritas utama. "Tapi kalau tidak selesai, masih bisa cari jalan keluar tanpa melalui perang. Dialog menjadi pilihan utama, kalau mentok akan ke mahkamah internasional," katanya.
Debat malam ini bertemakan politik internasional dan ketahanan nasional. Debat kali ini dibagi menjadi enam sesi. Pertama, moderator memberikan kesempatan pada dua capres untuk menyampaikan visi dan misi selama 4 menit. Sesi kedua, merupakan sesi penajaman visi misi selama 3 menit. Pada sesi ketiga, moderator akan memberikan pertanyaan di mana kedua capres harus menjawab selama 3 menit. Pada sesi keempat dan kelima, kedua capres bisa mengajukan pertanyaan dan tanggapan. Sesi keenam, kedua capres diberikan kesempatan untuk memberikan pernyataan penutup.
ANANDA TERESIA
Berita Terpopuler:
Jokowi Siapkan Pertanyaan Khusus untuk Prabowo
Timnas Senior Menang 4-0 Atas Timnas Pakistan
Kafe Bercorak Nazi di Bandung Kembali Dibuka
53 Seniman Bandung Gelar Karya Revolusi Mental
Tanpa Jokowi, Ahok: HUT DKI Bak Es Krim tanpa Roti