TEMPO.CO, Jakarta: Hasil survei Pusat Data Bersatu (PDB) menyebutkan tidak ada satu pasangan calon presiden dan wakil presiden mampu mendominasi di tujuh kota besar yakni, Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar.
Hasil survei PDB bertajuk Survei Capres 2014 Di Kota-kota Besar di Indonesia dirilis di Hotel Puri Denpasar, Kuningan, Selasa, 10 Juni 2014.
Di Kota Medan, PDB menyebutkan pasangan Prabowo-Hatta mendapatkan suara sebesar 54,9 persen mengalahkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla yang hanya sebesar 26,6 persen. Kemudian, di Kota Jakarta, kedua pasangan relatif imbang. Jokowi-JK unggul tipis sebesar 27,7 persen berbanding 26,6 persen suara milik Prabowo-Hatta. "Persaingan di Jakarta sangat ketat," kata Agus Herta, peneliti senior PDB. (Baca: Survei: Setelah Debat Capres, Jokowi Tetap Unggul)
Di Kota Bandung, pasangan Prabowo-Hatta unggul hampir dua kali lipat sebesar 30,9 persen berbanding milik Jokowi-JK yang hanya 16,0. Namun, hal sebaliknya terjadi di Kota Semarang ketika Jokowi-JK unggul telak sebesar 32,4 persen berbanding 14,9 persen suara milik Prabowo-Hatta. Pemilihan di kedua kota ini dipengaruhi keberadaan dua pemimpin daerah. Bandung dipimpin oleh Ridwan Kamil, kader Gerindra, dan Semarang dipimpin wali kota yang berasa dari PDI Perjuangan. Jawa Barat juga dipimpin oleh kader PKS, Ahmad Heryawan, dan Jawa Tengah dipimpin oleh Ganjar Pranowo, kader PDI Perjuangan.
Sementara di Kota Surabaya, belum ada pasangan yang menang mutlak. Prabowo-Hatta memperoleh 27,4 persen dan Jokowi-JK sebesar 26,5 persen. Kondisi ini mirip Jakarta.
Di Kota Balikpapan dan Makassar, kubu Jokowi-JK unggul atas pasangan Prabowo-Hatta. Di Balikpapan, Jokowi-JK mendapat 32,7 persen suara sedangkan Prabowo-Hatta memperoleh 18,9 persen. Di Makasar, kota asal Jusuf Kalla, perolehan suara Jokowo-JK juga sangat besar dengan memperoleh 53,8 persen suara berbanding 17,8 persen milik Prabowo-Hatta. (Baca: Capres Janji Perkuat KPK, Bambang: Saya Senang)
Secara total, Jokowi-JK menang di empat kota yaitu di Jakarta, Semarang, Makasar, dan Balikpapan. Sementara Prabowo-Hatta unggul di tiga kota, yaitu Medan, Bandung, dan Surabaya.
Namun, di semua kota yang disurvei, keberadaan pemilih mengambang masih sangat besar. Kecuali Makassar yang 18 persen, keenam kota lain yang disurvei memiliki massa mengambang antara 25-50 persen. "Kaum perkotaan masih melihat di detik terakhir," kata Daniel Rembeth, peneliti senior PDB lainnya.
PDB melakukan survei secara tatap muka terhadap 2.688 responden di tujuh kota besar di Indonesia. Setiap kota dianggap dapat mewakili populasi provinsi. Survei dilakukan pada periode 26 Mei-1 Juni 2014 menyasar koresponden kepala keluarga (suami maupun istri) di perkotaan yang cenderung berasal dari kelas ekonomi menengah ke atas.
Saat ini Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta terus berlomba-lomba meningkatkan elektabilitasnya. Tim sukses masing-masing pun terus menggarap suara dari berbagai golongan masyarakat di Indonesia.
PRIO HARI KRISTANTO
Berita lainnya:
Takmir Masjid Sesalkan Isi Pengajian Jafar Umar
Debat Capres, KPU: Hanya Moderator Boleh Bertanya
Kejaksaan Agung Tolak Usut Tujuh Kasus Pelanggaran HAM