TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Pimpinan Partai (DPP) Partai Demokrat secara resmi menyerahkan surat rekomendasi kepada mantan panglima GAM Muzakir Manaf alias Mualem dan Fadhlullah alias Dek Fad untuk maju sebagai bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di pemilihan gubernur atau Pilgub Aceh 2024.
“Semoga Mualem dan Dek Fad bisa menjadi pasangan yang memenangkan Pilkada Aceh," kata Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY dalam keterangannya di Banda Aceh, Selasa, 26 Agustus 2024.
Surat rekomendasi tersebut diserahkan secara langsung oleh AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta. AHY meyakini Muzakir, yang juga Ketua Partai Aceh, mampu mengatasi segala permasalahan yang ada di Tanah Rencong.
Alasannya, kata AHY, Muzakir pernah menjabat dan memiliki rekam jejak dalam pemerintahan Provinsi Aceh sebagai Wakil Gubernur Aceh 2012-2017. Dia menuturkan Muzakir adalah tokoh yang sentral bagi masyarakat Aceh, apalagi yang bersangkutan telah berkontribusi menjaga perdamaian Aceh.
“Sehingga Aceh tetap aman, damai, dan juga masyarakatnya semakin sejahtera selama ini," ujarnya. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) itu berharap Mualem-Dek Fad bisa memenangi Pilkada Aceh 2024.
Dengan adanya dukungan ini, maka pasangan itu menjadi calon terkuat untuk maju di Pilkada Aceh. “Pasangan Mualem-Dek Fad menjadi yang terkuat di Pilkada Aceh, dengan sebagian parpol di Koalisi Indonesia Maju (KIM) memberikan dukungan yang sama," ujar AHY.
Partai Nanggroe Aceh Dukung Muzakir Manaf
Sebelumnya, partai besutan mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, Partai Nanggroe Aceh (PNA), mendeklarasikan dukungan kepada Muzakir dan Fadhlullah pada Pilgub Aceh 2024.
“Hari ini, kami deklarasikan mengusung dan mendukung pasangan Mualem-Dek Fad," kata Sekretaris Jenderal DPP PNA Miswar Fuady di Banda Aceh, Ahad, 25 Agustus 2024.
Miswar mengatakan dukungan kepada pasangan Mualem-Fadhlullah ini berdasarkan aspirasi dari pengurus dan kader PNA se-Aceh, serta keputusan Irwandi Yusuf. Dia menuturkan dukungan kepada pasangan ini juga dilatarbelakangi Partai Aceh dan PNA sama-sama didirikan dan dibesarkan mantan kombatan GAM.