TEMPO.CO, Surabaya - Konstelasi politik dalam Pilkada Jawa Timur 2024 diperkirakan berubah setelah PDI Perjuangan merapat ke koalisi bakal calon inkumben, Khofifah Indar Parawansa. Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.
Khofifah sendiri dalam berbagai kesempatan menyatakan mantap menggandeng Emil Dardak, yang juga wakil gubernur periode lalu, sebegai calon wakilnya lagi kelak. Setidaknya dua kali Khofifah berbicara terbuka tentang masalah itu.
Pertama saat sambutan pada saat apel terakhir sebagai Gubernur Jawa Timur periode pertama Februari 2024 lalu. Adapun kedua ketika menghadiri kegiatan silaturahim Syawal 1445 Hijriah dan Tausyiah Kebangsaan Lembaga Dakwah Islam Indonesia di Pondok Pesantren Sabilurrosyidin Annur, Surabaya, Sabtu, 27 April 2024.
Khofifah hadir bersama Emil. Ia sekaligus memohon restu kepada LDII untuk maju ke kontestasi pilkada periode kedua bersama Emil Dardak. “Hari ini kami sowan bersama dengan Pak Emil. Beliau adalah penguat dalam perjalanan kami lima tahun memimpin Jatim. Dan Insya Allah kami akan berproses kembali untuk pencalonan gubernur di bulan November 2024,” kata Khofifah.
Meski Khofifah nyaman bersama Emil, namun ada anggapan bahwa partai politik lain pendukung Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama itu masih berpeluang mengajukan calon wakil gubernur. Sebab, perolehan suara Partai Demokrat di Jawa Timur saat pemilu kemarin di urutan nomor lima.
Demokrat Jawa Timur, di mana Emil Dardak sebagai ketuanya, di bawah PKB, PDIP, Gerindra dan Golkar. Sebagai partai pendukung, PDIP, Gerindra dan Golkar kemungkinan juga mengusulkan cawagub. PDIP bahkan telah menyodorkan tiga nama sebagai bacawagub, yakni Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, Bupati Sumenep Achmad Fauzi dan Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin.
Sinyal bergabungnya PDIP ke koalisi pendukung Khofifah kian benderang saat ketua partai tersebut di Jawa Timur, Said Abdullah, menghadiri acara Halalbihalal dan Rakorwil PAN Jawa Timur di Surabaya pada Selasa, 30 April 2024. PAN sejak awal telah mendeklarasikan mengusung Khofifah.
Ditanya kemungkinan mengusung Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Said berujar masih harus dibicarakan lebih lanjut, meskipun sudah pernah duduk satu meja. Sebab, kata dia PDIP perlu mengetahui detail gambaran soal langkah yang dilakukan Khofifah untuk lima tahun ke depan.
"Kami memang pernah bertemu dengan Bu Khofifah di mana? Di PP Muslimat dalam rangka, pertama, bicara tentang fiskal, kedua kondisi geopolitik, dan ketiga saya memang merayu Mbak Khofifah agar bisa bergandeng bersama," tutur Said seperti dilansir Antara.
Partai Golkar sendiri kabarnya juga berkeinginan mamajukan kadernya sebagai cawagub. Namun Ketua Golkar Jawa Timur Sarmuji mengatakan masih akan membahasnya bersama Khofifah. “Kita mendukung Bu Khofifah. Wakil gubernur akan menjadi domain pembicaraan bersama Bu Khofifah,” kata Sarmuji saat dihubungi Tempo.
Pengamat politik Universitas Airlangga Aribowo mengatakan meskipun suara partai Emil Dardak di bawah PDIP, Gerindra dan Golkar, namun bukan berarti ia tergeser. Sebab dalam pilkada kali ini yang digunakan adalah sistem distrik. Karena menggunakan sistem distrik, maka sentralnya terletak pada kandidat. “Sehingga power parpol hanya menjadi sekunder saja,” kata Aribowo, Sabtu, 4 Mei 2024.
Biasanya, kata Ari, parpol akan merapat pada kandidat yang kuat secara elektabilitas. Ihwal Emil Dardak, kata Ari, sampai saat ini posisinya di Jawa Timur memang belum pasti setelah Demokrat berkoalisi dengan Prabowo-Gibran di tingkat pusat. Sebab bisa saja mantan Bupati Trenggalek itu diangkat sebagai menteri.
“Ada kuat dugaan Emil diambil jadi menteri, karena pada pilpres kemarin kan dia ‘pembisiknya’ Gibran. Bisa saja ia akan dipakai sebagai menteri jika jatah Demokrat lebih dari satu. Nah, masa transisi posisi Emil inilah yang membuat parpol pengusung Khofifah mencoba memasukkan calon wakil,” kata Aribowo.
Menurut Aribowo peluang Emil sebagai menteri terbuka karena ia dekat dengan Gibran yang punya kewenangan menyodorkan calon pada Prabowo. Tetapi bila ternyata Emil tetap di Jawa Timur, kata Prabowo, peluang untuk mendampingi Khofifah lagi besar sekali. Apalagi Khofifah merasa nyaman dan Emil juga fine-fine saja.
Aribowo berujar, siapa pun wakil Khofifah, ia berpeluang besar menjadi gubernur berikutnya.Sehingga sebagai kader NU, Khofifah tentu berpikir bahwa calon wakilnya kalau bisa juga dari kalangan NU. “Kalau Khofifah sudah merasa kuat, ia pasti berpikir untuk mengambil kader NU,” kata Ari.
Sebagai organisasi kemasyarakatan dengan basis massa terbesar di Jawa Timur, Ari menilai NU punya kepentingan juga agar gubernur setelah Khofifah warga Nahdliyin. Sehingga masa lima tahun sebagai wakil Khofifah dianggap sebagai magang. “Dan nanti saat pilkada 2029 tinggal ngundhuh (memetik),” tutur Aribowo.
Pilihan Editor: Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya