TEMPO.CO, Jakarta - Debat cawapres kedua telah digelar pada Ahad lalu, 21 Januari 2024. Namun, debat yang mengangkat tema pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup, sumber daya alam, energi, pangan, agraria dan masyarakat adat dan desa itu dinilai luput membahas beberapa hal penting. Apa saja?
1. Akar krisis iklim
Menurut Leonard Simanjuntak, Kepala Greenpeace Indonesia, debat cawapres kedua luput membahas akar masalah krisis iklim. Akar tersebut ialah alih fungsi lahan dan sektor energi dengan masifnya penggunaan batu bara. Menurut dia, watak ekonomi ekstraktif pemerintah selama ini memicu beragam masalah, salah satunya adalah konflik agraria.
“Dari debat semalam, kita menyaksikan bahwa ekonomi ekstraktif masih menjadi watak dalam visi para pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Cawapres 02 Gibran Rakabuming Raka menggaungkan ekonomi ekstraktif lewat isu nikel dan hilirisasi, sedangkan cawapres 01 Muhaimin Iskandar dan cawapres 03 Mahfud Md. juga tak tegas menyatakan komitmen mereka untuk keluar dari pola-pola yang sama,” kata dia, Senin, 22 Januari 2024.
2. Pulau kecil dan masyarakat pesisir
Khalisah Khalid, Ketua Kelompok Kerja Politik Greenpeace Indonesia, menyebut ketiga cawapres tidak membahas masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil. Menurut dia, mereka memiliki tempat tinggal yang rentan tenggelam karena kenaikan muka air laut. “Perspektif para kandidat dalam isu lingkungan hidup dan sumber daya alam masih bias darat," ujarnya, Senin, 22 Januari 2024.
Hal serupa diungkapkan oleh aktivis Walhi Jakarta, Muhammad Aminullah. Ia mengambil kasus pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu, Jakarta yang sedang menghadapi ancaman krisis iklim yang memengaruhi keberlanjutan ekologis, kedaulatan pangan dan ketersediaan air bersih, serta keberlanjutan ekonomi masyarakat. “Alternatif ekonomi yang digagas masyarakat melalui pengelolaan pariwisata berbasis komunitas di Kepulauan Seribu juga terancam," ujar dia seperti dikutip dari Antara.
3. Rencana transisi energi terbarukan
Selain itu, Khalisah juga menyoroti luputnya detail rencana percepatan transisi ke energi terbarukan dan mengakhiri penggunaan energi batu bara. Padahal, transisi energi sangat krusial untuk memangkas emisi karbon dan menekan kenaikan suhu Bumi. Demokratisasi energi yang seharusnya menjadi bagian tak terpisahkan dari proses transisi energi juga luput dari pembahasan.
“Absennya isu batu bara ini patut kita pertanyakan. Apa memang dihindari karena masing-masing paslon juga didukung oligarki batu bara?” kata Khalisah.
4. Harga unit karbon (carbon pricing) dan pajak karbon
Peneliti Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS), Dandy Rafritandi, mengatakan bahwa carbon pricing dan pajak karbon hanya disebut tetapi tidak dielaborasi. Menurut dia, dua kebijakan itu penting mengingat adanya kebijakan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBEM) yang diterapkan oleh Uni Eropa. Imbasnya, jika Indonesia tidak memiliki carbon pricing, maka akan dikenakan tarif impor yang sangat besar.
5. Isu sampah
Aktivitas Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik Tiza Mafira mengatakan topik sampah dan polusi sudah lama menjadi masalah darurat di Indonesia sehingga layak masyarakat mengetahui kebijakan masing-masing cawapres soal penanganan sampah. "Isu sampah hanya dijadikan serangan personal dan disebut sambil lalu, tanpa membahas kebijakannya," kata Tiza saat dihubungi di Jakarta, Senin dikutip dari antaranews.com.
6. Perempuan dalam pembangunan berkelanjutan
Ketua Pusat Studi Agama, Lingkungan dan Perubahan Iklim, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Maila Dinia Husni Rahiem, menyatakan bahwa ketiga calon wakil presiden (cawapres) belum membahas pentingnya pelibatan perempuan dalam pembangunan berkelanjutan.
"Pada debat, para cawapres tidak secara tegas menyoroti peran penting perempuan dalam melestarikan lingkungan dan partisipasi mereka dalam pembuatan kebijakan pemerintah terkait lingkungan. Ini terlihat baik dalam paparan program awal maupun dalam tanggapan terhadap pertanyaan khusus mengenai peran perempuan dalam masyarakat adat," ujar Maila seperti dikutip Antara, Senin, 22 Januari 2024.
ANTARA | IRSYAN HASYIM | RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan Editor: Gibran Kehilangan Citra Santun saat Debat Capres, Ahli Mikroekspresi Ungkap Alasannya