TEMPO.CO, Solo - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Solo menggelar simulasi riil pemungutan suara di TPS 3 Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Selasa, 26 Desember 2023. Kegiatan itu diikuti seluruh pihak terkait seperti KPPS hingga warga yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) di TPS setempat, termasuk 4 warga disabilitas.
Pantauan Tempo, simulasi dilaksanakan layaknya tahap pemungutan suara yang sesungguhnya, sejak dari persiapan, kedatangan warga, pencoblosan, penghitungan kertas suara hingga selesai.
Ketua KPU Solo Bambang Christanto mengemukakan jumlah pemilih di TPS 3 Baluarti dalam DPT tercatat ada 233 pemilih, 4 orang di antatanya merupakan pemilih disabilitas.
"Yang 3 tuna netra, yang 1 disabilitas intelegensia. Semua pemilih mengikuti simulasi ini, termasuk dengan petugas KPPS di mana mereka sudah mendaftar dan akan dilantik Januari 2024 mendatang," ujar Bambang ketika ditemui wartawan di sela-sela simulasi, Selasa, 26 Desember 2023.
Bambang memastikan semua pemilih disabilitas akan mendapatkan kesempatan yang sama dengan pemilih lainnya dalam menyalurkan hak pilih mereka. Ada perbedaan antara Pemilu 2019 dengan Pemilu 2024.
"DPT di masing-masing yang terdapat pemilih disabilitas ada kode tertentu. Yang jelas Pemilu ini akan memberi akses yang mudah bagi setiap pemilih," ucap dia.
Bambang menambahkan sebagai contoh bagi pemilih disabilitas yang tuna netra akan difasilitasi dengan menggunakan template surat suara meski sejauh ini yang ada baru template surat suara untuk memilih calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) dan calon anggota DPD.
"Untuk yang tuna netra ada template surat suara tapi sejauh ini, sampai dengan hari memang baru meski ada 2 template surat suara yaitu untuk memilih capres-cawapres dan calon anggota DPD, adapun untuk template DPR RI sampai dengan DPRD provinsi atau kota/kabupaten," tuturnya.
Bambang menyatakan dari simulasi itu selanjutnya dilakukan evaluasi di antaranya terkait alokasi waktu, apa pelaksanaan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, hingga rata-rata waktu yang dibutuhkan pemilih untuk mencoblos lima surat suara.
Sementara itu, salah satu pemilih, Samiyem, 75 menuturkan kesulitannya mencoblos surat suara. Ia mengaku bingung karena banyaknya surat suara yang harus dicoblos.
"Bingung. Ya karena banyak sekali yang harus dicoblos. Kalau tinggal mencoblos mudah, tapu harus dibantu untuk menunjukkan. Kalau tidak dibantu ya susah," tutur Saniyem kepada wartawan.
Samiyem menunjuk tetangganya, Sri Handayani sebagai pendamping menuju bilik suara. "Saya ditunjuk langsung oleh Bu Samiyem untuk menjadi pendamping. Kalau yang bikin susah kan karena surat suaranya yang banyak," terangnya.
SEPTHIA RYANTHIE
Pilihan Editor: Surat Suara Sudah Tersebar, KPU Peringatkan 128 PPLN Tidak Ulangi Kasus Taipei