TEMPO.CO, Yogyakarta - Calon Presiden Ganjar Pranowo menghadiri acara deklarasi Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar- Mahfud DIY di Pendopo Royal Ambarrukmo, Sleman, Yogyakarta, Kamis 16 November 2023. Di hadapan ratusan pendukungnya, mantan Gubernur Jawa Tengah itu membicarakan berbagai hal.
Ganjar awalnya menyatakan bahwa dirinya dan Mahfud Md memiliki sejarah di Yogyakarta. Pasalnya, mereka sama-sama pernah mengenyam pendidikan tinggi di sana. Ganjar dan Mahfud sama-sama alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Ganjar - Mahfud MD (cawapres Ganjar), adalah dua anak yang pernah belajar di Yogyakarta ini," kata Ganjar.
Ganjar, menyatakan dirinya bersama Mahfud Md merasa terpanggil untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dia menyatakan mereka maju bukan untuk mengejar kekuasaan, tetapi untuk mengurus bangsa.
"Karena (pencapresan) ini panggilan sejarah, kami yakin seyakin-yakinnya, 2 anak ini sedang tidak bekerja tentang suatu kuasa, bukan," kata Ganjar. "Insya Allah kita sedang bercerita soal nasib bangsa yang pernah diperjuangkan para pendiri bangsa ini."
Singgung reformasi dan pembatasan pemimpin menjadi 2 periode saja
Gubernur Jawa Tengah dua periode itu lantas bercerita soal peran masyarakat Yogyakarta saat reformasi 1998. Saat itu, menurut dia, publik marah dengan kekuasaan yang otoriter dengan melakukan pemberedelan media massa hingga pelarangan aktivitas berkumpul di masyarakat.
Selama pemerintahan Orde Baru saat itu, kata Ganjar, masyarakat juga marah karena munculnya kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).
"Saat lahirnya reformasi itu pula, masyarakat mulai berharap pemerintah tak sentralistik lagi dengan adanya otonomi daerah," kata Ganjar.
Masyarakat saat itu juga berharap aparatur negara melindungi rakyat di mana pun berada. Tidak represif.
Belajar dari Orde Baru itulah, menurut Ganjar, kemudian dibuat pembatasan masa kepemimpinan seseorang di semua level menjadi dua periode saja.
"Dan akhirnya saat itu keadilan tegak, masa jabatan dalam sebuah pemerintahan saat itu akhirnya juga dibatasi hanya 2 kali, 2 periode," kata Ganjar.
Dia pun menyatakan siap untuk meneruskan agenda reformasi yang belum tuntas.
"Hari ini tentu saya dan Pak Mahfud tidak pernah lupa untuk mengingat kembali perjuangan pada saat reformasi itu, amanah pada saat itu, yang belum tuntas pada hari ini," kata Ganjar.
Selain kelompok relawan, dalam deklarasi TPD Ganjar Mahfud di Yogya itu turut dihadiri perwakilan dari partai pengusung PDI Perjuangan, Hanura, PPP, dan Perindo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Optimis Ganjar-Mahfud menang telak di Yogyakarta
Ketua Tim Pemenangan Daerah DIY Ganjar-Mahfud, Yuni Setia Rahayu, optimistis pasangan ini bisa mendapatkan dukungan yang besar di Yogyakarta.
"Kami menargetkan perolehan suara Ganjar bisa mencapai lebih dari 70 persen," kata dia.
Optimisme itu bukannya tanpa alasan. Yuni menilai Ganjar Pranowo sangat dekat dengan masyarakat Yogyakarta. Yuni pun mencontohkan bagaimana peran Ganjar saat masih menjadi anggota DPR RI dan ikut memperjuangkan Undang-Undang Keistimewaan DIY pada 2012.
Saat pembahasan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan (RUUK) DIY, Ganjar merupakan Wakil Ketua Panitia Kerja (Panja). Ganjar kala itu juga menjadi Wakil Ketua Komisi II DPR.
"Ganjar turut andil melahirkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 yang menegaskan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai provinsi yang mempunyai keistimewaan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam kerangka NKRI," kata Yuni.
Pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud Md merupakan pasangan dengan nomor urut 3 pada Pilpres 2024. Pengambilan nomor urut tersebut telah dilakukan pada Selasa lalu, 14 November 2023.