TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta mengajak partisipasi kalangan mahasiswa untuk terlibat langsung dalam pengawasan pemilu dengan cara menjadi pengawas TPS.
Mahasiswa yang diharapkan masih mampu menjaga idealisme dan independensi, bisa menjadi ujung tombak untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang. Baik untuk pemilihan presiden maupun pemilihan leguslatif.
"Teman-teman mahasiswa memiliki kapasitas intelektual yang saya kira tidak bisa diragukan. Independensi, tidak terlibat partai politik, memiliki kejujuran, memiliki integritas yang tidak bisa dibeli oleh peserta pemilu," ujar Anggota Bawaslu DKI Jakarta Burhanuddin, Kamis, 2 November 2023 seperti dilansir dari Antara.
Burhanuddin lantas mencontohkan sejumlah kecurangan dan pelanggaran yang terjadi dalam pemungutan suara di TPS. Dia mencontohkan, di tahun 2019, ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Cakung dianggap merusak sebanyak 100 lebih surat suara. Kejadian tersebut, kata dia, kemudian dilaporkan warga.
Kasus lain yang dia sebutkan adalah penggunaan hak pilih lebih dari dua kali, seperti yang terjadi di Kemayoran dan Gambir pada Pilkada 2017. Dia mengatakan, selain melakukan pemungutan suara ulang, orang yang melakukan pelanggaran itu dipidanakan.
Dia menambahkan, menurut pengalaman Bawaslu pada Pemilu yang lalu, sejumlah pengawas TPS ternyata adalah anggota keluarga dari Ketua KPPS, sehingga rentan terjadi kecurangan.
Ketua Bawaslu DKI Munandar Nugraha mengatakan idealisme dan independensi mahasiswa diharapkan bisa ikut mengusut hingga tuntas bila terjadi dugaan pelanggaran pemilu. Karena selama ini, kata dia, banyak laporan pelanggaran yang kemudian dicabut di tengah jalan.
"Pengalaman kami di Pemilu 2019 yang lalu, pada saat prosesnya, itu ada pelanggaran. Kemudian ada pelapor. Sedang kita proses. Di tengah jalan, laporan dicabut. Mungkin karena ada tekanan, karena ada intervensi, dan seterusnya, akhirnya enggak bisa kita proses pelanggaran yang terjadi. Tapi kalau ini didapati oleh mahasiswa, saya pikir mahasiswa punya semangat," ujarnya.
Munandar mengatakan, dia berharap kegiatan sosialisasi tersebut bisa memaksimalkan kinerja dan kolaborasi dengan berbagai pihak agar Pemilu bisa berjalan dengan baik. Dia menilai, Bawaslu tidak bisa melakukan pengawasan sendirian.
"Memastikan pemilu ke depan bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya mahasiswa, itu bisa menjadi pasukan kita, menjadi pengawas partisipatif," ujarnya.
Pilihan Editor: Ketua Bawaslu DKI Ajak Mahasiswa Jadi Pengawas TPS Agar Tak Ada Laporan Pelanggaran yang Dicabut