Adapun lokasi Tugu Proklamasi yang baru adalah tempat di mana Soekarno-Hatta berdiri saat membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Presiden Soekarno menginginkan Tugu Proklamasi yang baru memiliki tinggi 17 meter dengan lambang petir di atasnya.
Sebagai ganti Gedung Proklamasi, Presiden Soekarno membangun Gedung Pola yang sekarang disebut dengan Gedung Perintis Kemerdekaan. Kemudian pada 1 Januari 1961, Presiden Soekarno meresmikan pembangunan Tugu Petir.
Dibangun kembali di era Orde Baru
Setelah Presiden Soekarno dilengserkan dari kursi presiden Indonesia, pada era Orde Baru, tepatnya pada 1972, atas persetujuan Presiden Soeharto, dibangun lagi Tugu Proklamasi. Pembangunan kembali Tugu Proklamasi ini berada di lokasi yang sama dan dengan bentuk yang sama pula.
Pembangunan Tugu Proklamasi yang baru selesai pada 15 Agustus 1972, kemudian dipasang plakat marmer naskah proklamasi dan peta Indonesia. Tugu Proklamasi kemudian diresmikan pada 17 Agustus 1972 oleh Menteri Penerangan, Budiardjo, yang mewakili Presiden Soeharto.
Sedangkan monumen terakhir di Taman Proklamasi, yaitu Monumen Pahlawan Proklamator Sukarno-Hatta, diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 17 Agustus 1980.
Tugu Proklamasi merupakan salah satu tugu peringatan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Sekaligus juga sebagai tempat naskah proklamasi kemerdekaan dibaca untuk pertama kalinya.
Kedua patung tersebut terlihat mirip dengan dokumentasi foto saat naskah proklamasi pertama kali dibacakan. Selain itu, terdapat juga patung naskah proklamasi terbuat dari lempengan batu marmer hitam, dengan bentuk dan susunan tulisan aslinya.
HAN REVANDA PUTRA | TEMPO
Pilihan Editor: Usai Doa Bersama, Pendukung Ganjar-Mahfud Md Lantunkan Selawat Badar
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.