TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemilihan Umum Hasyim Asyari mengatakan akan melakukan simulasi distribusi logistik pemilihan umum atau Pemilu 2024 di sejumlah tempat. Dia mengklaim simulasi seperti ini belum pernah dilakukan di pemilu sebelumnya.
"Kami menyiapkan simulasi untuk distribusi logistik, bongkar muat, sortir, lipat, packing, dan distribusi sampai tempat pemungutan suara," kata Hasyim kepada wartawan di gedung KPU, Rabu, 20 September 2023.
Menurut dia, percobaan distribusi logistik pemilu itu sudah dilakukan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 27 Juli lalu. Alasan simulasi penyaluran peralatan pemilu di Bogor, kata dia, karena kota itu menjadi kabupaten terbesar di Indonesia dengan jumlah pemilih sekitar 3,9 juta orang dan jumlah TPS sekitar 15 ribu.
"Maka itu tempat yang dianggap pas melakukan uji coba," ujar Hasyim.
Dia menambahkan, dalam simulasi KPU membuat skenario persis seperti akan ada kejadian berupa hambatan. Menurut Hasyim, dalam simulasi pertama ini, pihaknya memeragakan penurunan logistik, penyortiran, perhitungan, pengemasan ulang, pelipatan kertas hingga pembuatan berita acara serah terima.
Hal itu, menurut dia, penting untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan logistik pemilu. " Agar tidak salah hitung, salah packing," kata dia.
Akan gelar simulasi di wilayah kepulauan
Ketua Divisi Perencanaan, Keuangan, Umum, Rumah Tangga dan Logistik KPU, Yulianto Sudrajat, menambahkan, dalam simulasi kedua, pihaknya akan memeragakan cara pengiriman logistik pemilu dari Kantor KPU Kabupaten/Kota hingga ke lokasi TPS. Simulasi distribusi itu akan dibuat di Banggai Laut, Sulawesi Utara dan Morotai, Maluku Utara.
"Situasi ini akan menggambarkan situasi sebenarnya dan bisa mengantisipasi berbagai kendala di lapangan," kata Yulianto. "Daya tempuhnya seperti apa."
Hasyim menyatakan hasil simulasi ini nantinya akan dijadikan sebagai buku panduan bagi KPU di provinsi dan kabupaten/kota sebagai tata kelola logistik. Dia juga menyatakan pihaknya akan mengulang simulasi tersebut di sejumlah daerah.
"Ada tiga daerah dengan kategori karakter kepulauan terjauh, daerah terluar, dan daerah perkotaan," tutur Hasyim. "Karena dinamikanya beda-beda."
Hasil simulasi akan dibuat menjadi buku panduan
Yulainto menambahkan simulasi itu juga penting untuk memitigasi potensi hambatan yang akan terjadi dalam Pemilu 2024. Dia pun berharap dengan pemetaan itu, KPU bisa meminimalisir hambatan yang ada.
"Sehingga ketika tahapan itu berlangsung kami sudah punya peta, dan bisa memitigasinya," ucap Yulianto. "Harapannya logistik bisa sampai tepat waktu di TPS."