TEMPO.CO, Pangkalpinang - Dosen Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung (UBB) dan Peneliti Yayasan Kapong Sebubong Indonesia, Ranto mengungkap peta dinasti politik di Bangka Belitung pada Pemilu 2024. Berdasarkan pengamatannya dalam Daftar Calon Sementara (DCS) yang dipublikasikan Komisi Pemilihan Umum (KPU), setidaknya terdapat 15 dinasti politik yang akan bertarung.
Ratno menyatakan menemukan banyaknya anggota keluarga para petinggi politik di Bangka Belitung yang masuk dalam DCS itu. Tak hanya menjadi anggota DPRD, sebagian diantaranya juga akan bertarung untuk memperebutkan kursi DPR dan DPD RI.
"Kemunculan anggota keluarga di Pemilu 2024 ini memberikan kesimpulan besar bahwa praktek dinasti politik Bangka Belitung di arena DPRD Kabupaten dan Kota, Provinsi hingga DPR dan DPD terlihat subur dari waktu ke waktu," ujar Ranto kepada Tempo, Senin, 28 Agustus 2023.
Menurut Ranto, praktek dinasti politik di Bangka Belitung dipengaruhi beberapa faktor diantaranya trah politik dari pejabat publik yang sedang berkuasa atau pernah menjabat di eksekutif seperti jabatan Gubernur, Bupati dan Walikota.
"Para politikus yang sedang menjabat atau pernah menjabat ini menunjukkan gejala untuk merawat kekuasaan melalui tangan-tangan estafet dari lingkungan keluarganya. Meski tidak semuanya, informasi yang ada saat ini menegaskan bahwa mereka begitu khawatir kehilangan kendalinya dalam mengakses kekuasaan dari berbagai arena politik," ujar dia.
Tak lagi malu-malu usung keluarga
Ranto menuturkan fenomena dinasti politik di Bangka Belitung membentuk pola tertentu dimana ada anggota yang konsisten berada di partai yang sama, lintas partai dan juga pindah-pindah partai.
"Tak hanya itu, partai politik berstatus partai parlemen alias yang memiliki kursi di parlemen nasional dan lokal terlihat cukup toleran terhadap praktek dinasti politik seperti PDI Perjuangan, Gerindra, Golkar, Nasdem, Demokrat, PKB dan PPP," ujar dia.
Berdasarkan pengalaman dari pemilu sebelumnya, kata Ranto, saat ini para politikus yang sedang maupun pernah menjabat tidak lagi malu-malu lagi untuk melibatkan anggota keluarganya dalam lingkaran kekuasaan yang ada.
"Bagi pihak yang mendukung praktik politik kekeluargaan mungkin melihatnya sebagai fenomena yang biasa saja. Bagi saya secara pribadi, potret ini menunjukkan fenomena Bangka Belitung masuk zona darurat politik dinasti," ujar dia.
Selanjutnya, 15 dinasti politik yang akan bertarung di Bangka Belitung