Yusril menjelaskan, jumlah 80 caleg yang berlabuh ke pasangan Prabowo - Sandiaga tak seberapa dibanding jumlah keseluruhan caleg PBB. Jumlah caleg PBB di DPR RI ada 497 orang. Sedangkan caleg PBB di seluruh provinsi dan kabupaten/kota ada sekitar 14.500 orang. "Jadi caleg PBB di seluruh Tanah Air ada sekitar 15 ribu orang".
Menurut Yusril, sebanyak 80 orang caleg yang menyebut sebagai "Caleg PBB Poros Mekkah" terdiri atas caleg DPR, caleg provinsi, juga caleg kabupaten dan kota. "DPP PBB mengetahui persis jumlah para caleg itu dan mempunyai data lengkap tentang mereka," kata Yusril.
Ia lantas menyebutkan di Sumatera Utara, dari 668 caleg PBB, sebanyak 23 orang di antaranya mendukung Prabowo - Sandiaga. Di Sumatera Barat dari 536 caleg, sekitar 30 orang ke pasangan calon nomor urut 02. Di DKI Jakarta terdapat 140 caleg, yang mendukung Prabowo - Sandiaga ada 26 orang. "Jadi mayoritas caleg ikut keputusan DPP PBB," kata Yusril.
Yusril juga mengatakan pencalonan anggota legislatif dari PBB ada mekanisemnya sesuai tingkatan. Untuk DPR RI diputuskan oleh DPP PBB, DPRD provinsi diputuskan oleh Dewan Pimpinan Wilayah PBB dan DPRD kabupaten dan kota diputuskan oleh Dewan Pimpinan Cabang PBB. "Jadi tidak ada caleg PBB Poros Mekkah atau Poros Madinah, juga tidak ada caleg Pass Lantang, karena bukan mereka yang memutuskan seseorang itu menjadi caleg," kata Yusril.
Menurut Yusril, keputusan memberikan dukungan politik kepada Jokowi - Ma'ruf Amin, bukanlah keputusan pribadinya, tapi merupakan keputusan mayoritas Rapat Pleno DPP PBB. Ia menghargai dan menghormati apabila ada fungsionaris dan anggota partai yang berbeda pilihan dan dukungan.
"Perbedaan akan selalu ada. Namun, perbedaan itu tidak boleh dilakukan dengan saling menyerang dan menjatuhkan. Semangat ukhuwah Islamiyah tetap harus dijunjung tinggi," kata Yusril Ihza Mahendra.
ANTARA