Aksi Massa Pro-Prabowo Disediakan Dana Operasional  

Reporter

Senin, 11 Agustus 2014 13:30 WIB

Relawan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta mengibarkan sejumlah bendera partai saat menggelar aksi dukungan jelang sidang perdana gugatan Pilpres di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, 6 Agustus 2014. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang koordinator lapangan para pengunjuk rasa pendukung Prabowo Soebianto-Hatta Rajasa mengaku mendapat dana operasional dari kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 tersebut. Dana itu diberikan saat mereka melakukan aksi dukungan di area gedung Mahkamah Konstitusi, yang menyidangkan gugatan Prabowo-Hatta.

Sejak sidang perdana, pengunjuk rasa memang terus memadati depan gedung MK. Mereka datang menggunakan pelbagai jenis kendaraan, seperti Metro Mini, bus, mikrolet, dan sepeda motor. Sebagian besar mengenakan kaus seragam relawan.

Koordinator lapangan aksi mendata nama dan kelompok para peserta unjuk rasa pada lembaran kertas berwarna putih. Lalu, mereka menekennya di kolom nama. "Pencatatan ini untuk memudahkan klaim biaya operasional yang akan diajukan ke tim sukses Prabowo-Hatta," kata seorang pemimpin massa.

Rombongan dalam mikrolet memperoleh uang operasional sebesar Rp 250 ribu-Rp 300 ribu. Kelompok yang menggunakan minibus mendapat Rp 500 ribu-Rp 700 ribu. Sedangkan pengendara sepeda motor diberi jatah setara dengan 4 liter bensin atau Rp 26 ribu.

Para pengunjuk rasa juga mendapat pasokan makan siang berupa nasi yang dikemas dalam kotak kardus. Tagihan uang operasional sesuai dengan data itu disodorkan kepada komandan relawan tim kampanye Prabowo-Hatta, Kivlan Zein.

Kivlan menyatakan membawa soal itu dalam rapat evaluasi di Rumah Polonia, pos komando Prabowo-Hatta, di kawasan Cipinang, Jakarta Timur. "(Dana opersional itu) bentuk tanggung jawab terhadap massa, tapi tak ada uang saku," ujar Kivlan. Dia merahasiakan jumlah uang operasional yang digelontorkan untuk kepentingan para pengunjuk rasa. "Mereka datang secara sukarela," tutur Kivlan.

Berita lebih lengkap, baca majalah Tempo yang terbit hari ini, Senin, 11 Agustus 2014.

RUSMAN PARABUEQ

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Aksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat

17 Maret 2019

Aksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat

Pada pertengahan Desember 2018, Romy PPP menguak fakta-fakta di balik terbitnya tabloid Obor Rakyat pada pilpres 2014.

Baca Selengkapnya

Siapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini

6 Februari 2019

Siapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini

Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga Uno membantah tengara kubu Jokowi soal keterlibatan konsultan asing dalam pemilihan presiden kali ini.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Konflik Golkar dan PPP Bawa Efek Berantai  

14 Desember 2014

Konflik Golkar dan PPP Bawa Efek Berantai  

Perebutan legitimasi ini juga berpeluang merembet.

Baca Selengkapnya

Kubu Prabowo: Pemerintah Intervensi Konflik Partai  

9 Desember 2014

Kubu Prabowo: Pemerintah Intervensi Konflik Partai  

Konflik terjadi di PPP dan Golkar.

Baca Selengkapnya