Sertifikat dari Komisi Pemilihan Umum untuk Pusdiklat LPP Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai lembaga yang berhak melaksanakan survei dan kegiatan hitung cepat dalam Pemilihan Umum 2014/TEMPO/Istimewa
TEMPO.CO, Banyuwangi - Sekelompok mahasiswa di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, turun ke jalan untuk menggelar aksi keprihatinan atas banyaknya teror yang diterima Radio Republik Indonesia (RRI), Selasa sore, 15 Juli 2014.
Kordinator aksi, Made Brian, mengatakan keranda mayat mereka bawa sebagai simbol matinya demokrasi di Indonesia. Sebab, banyak tekanan yang diperoleh RRI gara-gara melakukan hitung cepat pemilihan presiden 2014. "Padahal hitung cepat RRI cukup kredibel," kata Made Brian, Selasa sore, 15 Juli 2014. (Baca: RRI Tak Perlu Takut Tampilkan Hasil QuickCount)
Menurut Made, hitung cepat yang dilakukan RRI merupakan salah satu upaya untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Bila hitung cepat tersebut menyebutkan perolehan suara Jokowi-Jusuf Kalla lebih unggul, bukan berarti RRI menjadi media partisan. "Hasil hitung cepat RRI bukan hasil rekayasa," katanya. Karena itu, kata Brian, pihaknya mengecam Komisi Penyiaran DPR RI yang mempermasalahkan hasil hitung cepat yang dirilis RRI.
Jurnalis RRI di Banyuwangi, Shandi Sumarsono, mengatakan RRI menerjunkan 13 relawan hitung cepat di wilayahnya. Relawan tersebut bekerja di 13 kecamatan dengan 13 sampel tempat pemungutan suara. "Hitung cepat sudah kami lakukan sejak pemilihan legislatif lalu," katanya. (Baca: QuickCountRRI Raib dari Peredaran, Tweeps Marah )
Sejak RRI diprotes sejumlah politikus karena ikut melakukan hitung cepat pemilihan umum presiden, data hasil hitung cepatnya hilang dari peredaran. Padahal media-media lain masih menunjukkan hasil hitung cepat hingga saat ini.
Data hasil hitung cepat pada situs www.rri.co.id adalah yang pertama hilang. Data itu tak bisa lagi diakses sejak 10 Juli 2014. Ketika Tempo mencoba mengaksesnya lewat www.rri.co.id/quickcount-pilpres, yang tampak hanya tulisan:"Data sementara tak tersedia". (Baca: Alasan RRI Menutup Tayangan Hitung Cepatnya )
35 Ribu Pelajar Akan Bacakan Ikrar Sumpah Pemuda di Festival Pelajar Nusantara 2022 Radio Republik Indonesia
26 Oktober 2022
35 Ribu Pelajar Akan Bacakan Ikrar Sumpah Pemuda di Festival Pelajar Nusantara 2022 Radio Republik Indonesia
Kurang lebih 350 ribu pelajar secara virtual termasuk 12 ribu pelajar Solo Raya yang akan mememenuhi stadion Manahan akan membacakan Ikrar Sumpah Pemuda yang dipimpin oleh Wali Kota Surakarta.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.