Puskaptis Tak Mau Diaudit Dewan Etik, Ini Alasannya  

Reporter

Editor

Agoeng Wijaya

Selasa, 15 Juli 2014 12:33 WIB

Direktur Eksekutiv Puskaptis, Hussin Yasid. Tempo/Parliza Hendrawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) Husin Yazid tak mau memenuhi panggilan Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik. Dia beralasan audit terhadap lembaga survei penyelenggara penghitungan cepat (quick count) seharusnya dilakukan setelah Komisi Pemilihan Umum mengumumkan hasil penghitungan resmi pada 22 Juli mendatang. "Karena KPU merupakan lembaga negara yang berwenang dan berhak mengatakan yang menang dan kalah dalam pemilihan presiden," kata Husin melalui pesan pendek, Selasa, 15 Juli 2014.

Husin justru meragukan obyektivitas badan audit. Sebab, kata dia, bos Saiful Mujani and Research Consulting (SMRC) yang hasil hitung cepatnya memenangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla ada di dalam anggota Dewan Etik. Husin berdalih audit seharusnya dilakukan transparan dan independen tanpa ada intervensi.

Dia pun menantang seluruh lembaga survei menandatangani pernyataan bersama untuk menjaga kredibilitas di mata publik. Pernyataan itu berisi janji bahwa lembaga survei yang salah dalam hitung cepat pada Rabu, 9 Juli 2014, siap dan harus dibubarkan. "Untuk mempertanggungjawabkan secara moral, sosial, profesional," kata Husin.

Anggota Dewan Etik, Hamdi Muluk, mengatakan Persepi akan mengaudit enam lembaga survei yang menggelar hitung cepat pemilihan presiden hari ini dan besok. Tujuannya untuk memastikan proses lembaga survei dalam pengambilan sampel sudah sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan atau belum. (Baca: Beda Hitungan, Lembaga Survei Diminta Buka-bukaan)

Keenam lembaga survei yang merupakan anggota Persepi itu di antaranya Saiful Mujani Research and Consulting-Lembaga Survei Indonesia dan Center for Strategic and International Studies-Cyrus. Hasil hitung cepat antara SMRC-LSI dan CSIS-Cyrus gabungan, maka yang dipanggil salah satu saja.

Selain itu, ada Indikator Politik, Populi Center, Jaringan Suara Indonesia, serta Pusat Kebijakan dan Pembangunan Strategis.

Terdapat perbedaan pemenang pemilihan presiden pada keenam lembaga survei itu versi hitung cepat. Lembaga survei yang hitung cepatnya mengunggulkan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai pemenang pemilihan presiden antara lain SMRC, Indikator, CSIS-Cyrus, dan Populi Center. Adapun Puskaptis dan JSI memenangkan pasangan Prabowo-Hatta. (Baca: Integritas Lembaga Survei Pro-Prabowo Diragukan)

LINDA TRIANITA



Baca juga:
Mubarok Beberkan 'Bom' Uang di Kongres Demokrat
Rahasia Kecantikan Angelina Jolie Terungkap
Penutupan Piala Dunia, Shakira Tampil Gendong Anak
Deddy Mizwar Diberi Dua Pilihan jika Main Sinetron
Hasil Pemilu Menurun, Ical Didesak Gelar Munas

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.

Baca Selengkapnya

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.

Baca Selengkapnya

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.

Baca Selengkapnya