Seperti Apa Ciri Lembaga Survei 'Abal-abal'?
Editor
Stefanus Teguh Edi Pramono
Selasa, 15 Juli 2014 08:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset Saiful Mujani Research and Consulting Djayadi Hanan mengakui musim pemilihan umum memunculkan banyak lembaga survei yang tak kredibel atau "abal-abal". Lalu, bagaimana ciri lembaga survei yang abal-abal tersebut? (Baca di sini: Bekas Bos Lembaga Survei Pro-Prabowo Buka-bukaan)
Menurut Djayadi, alat utama survei adalah metodologi penelitian. Metodologi survei di belahan dunia mana pun, kata Djayadi, hampir sama. Seperti teknik mengambil sampel, membuat kuesioner, menentukan margin error, mengambil data di lapangan, mengecek data asli atau palsu, serta mengolah dan menginterpretasi data. (Baca: Begini Cara Lembaga Survei 'Abal-abal' Bekerja)
Yang terpenting, ujar Djayadi, orang tersebut harus memiliki kapasitas peneliti, hasil dan proses survei terbuka untuk publik, serta bisa diaudit. "Kalau lembaga survei tidak melakukan itu, berarti dia abal-abal," kata Djayadi ketika dihubungi, Selasa, 15 Juli 2014. (Baca: Survei yang Menangkan Prabowo Ini Muncul Tiba-tiba)
Lembaga survei, kata Djayadi, boleh saja menerima klien dari kandidat calon presiden, calon kepala daerah, ataupun partai. "Tapi untuk kepentingan internal dan tidak mempublikasikannya," ujar Djayadi. Apabila dipublikasikan, lembaga survei tersebut harus menyebutkan sumber dananya dan metodologi yang digunakan.
Bekas Direktur Eksekutif Indonesia Network Election Survei (INES) Irwan Suhanto mengaku survei INES yang selalu menempatkan elektabilitas Prabowo Subianto di atas Joko Widodo merupakan pesanan Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra. Dia mengatakan memesan hasil survei menjadi hal yang lumrah. INES, kata Irwan, memang menjadi alat propaganda Gerindra.
Sesama pelaku yang berkecimpung di dunia survei, Djayadi mengaku tidak tahu banyak soal INES. "INES jarang melakukan survei," katanya.
LINDA TRIANITA
Terpopuler
Mubarok Beberkan 'Bom' Uang di Kongres Demokrat
Saksi Prabowo di Tamansari Juga Tolak Tanda Tangan
Penyiar TV Kondang di Cina Ditangkap Jelang Siaran
Pendukung Prabowo Sepakat Tunggu Hasil KPU