Kivlan Zen: Jurnalis Amerika Itu Pesanan
Editor
TB. Firman D. Atmakusuma
Sabtu, 28 Juni 2014 07:40 WIB
TEMPO.CO, Tangerang - Mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zen, yang merupakan tim pemenangan Prabowo-Hatta, menyatakan jurnalis investigasi Amerika, Allan Nairn, yang membuka “aib” Prabowo merupakan jurnalis pesanan.
Kivlan mengatakan itu menjawab pertanyaan Tempo mengenai munculnya serangan bertubi-tubi melalui pengakuan Allan Nairn, yang mengungkap wawancara off the record-nya dengan calon presiden nomor urut satu itu.
"Itu jurnalis pesanan, tidak bisa dipercaya. Termasuk Dubes Amerika, mestinya Amerika jangan ikut campur. Saya dan Pak Prabowo juga lulusan Amerika, tetapi tetap menghormati Amerika. Jangan ikut campur tangan. Saya sesalkan mereka mengecam hak asasi manusia. Prabowo bukan pelanggar HAM, melainkan penangkap teroris," kata Kivlan saat ditemui seusai deklarasi Komunitas Perumahan Rakyat (KPR) untuk kemenangan Prabowo-Hatta, Jumat, 27 Juni 2014, di Alun-alun Ahmad Yani, Kota Tangerang, Banten.
Kivlan mengatakan dirinya merupakan saksi hidup kejadian 1998. Bahkan jenderal bintang dua kelahiran Aceh ini siap berdebat di televisi dengan empat jenderal bintang empat seniornya untuk menunjukkan bahwa Prabowo tidak terlibat dalam kerusuhan Mei 1998 itu.
"Saya punya dokumen, bukti baik foto dan fakta sebenarnya. Kalau dokumen itu sampai hilang pun, memori saya tidak pernah lupa. Ayo debat dengan saya di televisi, mereka; Agum Gumelar, Wiranto, Hendropriyono, dan Subagyo (keempat jenderal ini mendukung capres Jokowi-JK) dengan saya sendirian. Kita buktikan mereka atau Prabowo yang salah,” tantang Kivlan di hadapan ratusan massa KPR.
Kivlan juga menyebutkan bahwa Prabowo, jika terpilih menjadi presiden, akan menyejahterakan rakyat dengan menyediakan perumahan murah. "Itu bukan omong kosong. Saat menjadi Pangkostrad, Prabowo membangun asrama prajurit, tidak ambil gajinya. Bahkan, hingga diberhentikan Mei 1998, Prabowo meninggalkan uang Rp 720 miliar, seperak pun dia tidak ambil. Sampai zaman saya, 20 Juni 1998, saya dicopot Wiranto, duit itu masih ada," kata Kivlan.
Namun, sepeninggal mereka berdua, Kivlan mengatakan uang sebanyak itu menguap, hilang entah ke mana. Dari sisi itu, Kivlan hendak menunjukkan bahwa Prabowo tidak korupsi.
AYU CIPTA
Berita lain:
Roy Suryo Buka-bukaan Soal Ahok
Ini Kata Cak Lontong Soal Kostum Nazi Ahmad Dhani
Jurnalis Allan Ungkap Pembunuhan Aktivis Aceh
Jiplak Lagu Queen, Tim: Tanggung Jawab Dhani
Begini Petisi Dokter untuk Wali Kota Airin
Jusuf Kalla: Ahmad Dhani Melanggar Hukum