Jokowi Nilai Kampanye Hitam Sudah Brutal  

Reporter

Kamis, 8 Mei 2014 19:21 WIB

Kiri-kanan: Game Jokowi Flying (Toucharcade.com) dan Game Mas Garuda (Play.google.com).

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, menilai kampanye hitam yang bertubi-tubi menyerangnya merupakan perilaku brutal dan keterlaluan. Joko Widodo yang akrab dengan sapaan Jokowi itu mempertanyakan mengapa kampanye hitam, terutama yang mengabarkan dia meninggal dunia, bisa menyeruak sedemikian luas.

"Kalau sudah seperti itu ya brutal. Saya tidak mengerti, kenapa tidak pakai cara-cara yang cerdas," kata dia setelah siaran di radio Elshinta, Kamis, 8 Mei 2014. (Baca: Jokowi Dianggap Kebal Serangan Kampanye Hitam)

Menurut Jokowi, masih banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk menyerang lawan politik dengan cerdas. Cara itu di antaranya membeberkan track-record seseorang dengan disertai data yang valid. Dengan demikian, tujuan untuk menyerang lawannya tercapai karena masyarakat bisa mengetahui apa saja yang dilakukan seseorang sejak dulu.

Jokowi mengaku tidak punya langkah untuk melawan kampanye hitam yang dilancarkan terhadap dirinya. Namun, Jokowi mengatakan, dirinya hanya akan menunjukkan kinerjanya. (Baca: Kampanye Hitam Jokowi Diiklankan Meninggal)

"Akan lebih bermanfaat kalau saya bekerja saja. Kalau berpikir soal kampanye hitam, percuma. Malah menghabiskan energi," ujar dia.

Jokowi juga tidak perlu merisaukan dampak dari kampanye hitam tersebut terhadap elektabilitasnya. "Tanya saja pada yang melakukan survei," ucap dia.

Kampanye hitam terhadap Jokowi ternyata belum berhenti. Pagi tadi, pengguna jejaring sosial, Twitter dan Facebook, digegerkan oleh sebuah gambar dengan tulisan Jokowi meninggal dunia. (Baca: 1001 Macam Kampanye Hitam untuk Jokowi )

Gambar Jokowi yang disebut meninggal dunia didesain seperti halnya pengumuman dukacita yang biasa muncul di surat kabar. Ukurannya kurang lebih 20 x 20 sentimeter, hitam-putih, dan ada foto Jokowi tersenyum di bagian kiri atas.

Dalam gambar itu, Jokowi ditampilkan sebagai warga Indonesia keturunan Tionghoa beragama Nasrani. Namanya, seusai gelar insinyur, diawali dengan nama baptis Herbertus dan di bawah nama aslinya terdapat nama Mandarin: Oey Hong Liong.

ANANDA TERESIA

Berita Terpopuler:
Bangun Tidur, Bupati Bogor Dicokok KPK
Soal Investasi Asing, Jokowi Tangkis Serangan SBY
Hukum Syariah Aceh Disorot Media Internasional
Kronologi Bupati Bogor Rachmat Yasin Ditangkap KPK
Piala Socrates Award untuk Kota Surabaya Keliru?

Berita terkait

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

14 menit lalu

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

Peringkat laboratorium Indonesia Digital Test House disebutkan hampir sama dengan Rumah Sakit Tipe A di bidang layanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

38 menit lalu

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

Hingga tahun terakhir menjabat, Presiden Jokowi tidak pernah hadir secara langsung dalam Sidang Umum PBB.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

44 menit lalu

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

Bamsoet menilai pertemuan presiden dan mantan presiden penting dilakukan untuk menunjukkan keharmonisan antara pemimpin-pemimpin Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

4 jam lalu

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

4 jam lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

BPJS Kesehatan barus saja mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan sistem kelas tunggal, bagaimana kilas balik jaminan kesehatan nasional?

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

5 jam lalu

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

BPJS Kesehatan akan memberlakukan kelas tunggal dan sistem baru dalam bentuk KRIS, bagaimana sistem dan ketentuan naik kelas rawat inap?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

9 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

18 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

19 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

19 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya