Jokowi menandatangani Maklumat yang ia buat. Istimewa
TEMPO.CO, Madiun - Koordinator Nasional Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pro-Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, mengatakan sukarelawan pendukung Joko Widodo berharap agar calon wakil presiden yang mendampingi Jokowi merupakan wajah baru.
“Kami lebih setuju dengan figur-figur baru. Jangan lo lagi lo lagilah,” katanya seusai pembentukan dan pelantikan sukarelawan Projo se-eks Karesidenan Madiun di Desa/Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat, 25 April 2014.
Sayangnya, Budi tidak bersedia menyebutkan nama tokoh baru yang diinginkan Projo untuk mendampingi calon presiden dari PDIP itu. Sebab, menurut dia, penetapan calon wakil presiden itu bergantung pada Jokowi. “Kami sekadar mengusulkan. Siapa pun yang dipilih Jokowi (untuk menjadi cawapres), kami dukung,” ujarnya.
Disinggung tentang Jokowi yang tengah gencar bergerilya ke partai-partai politik, Budi mengatakan hal itu merupakan upaya menjalin kerja sama. Menurut dia, langkah itu bukanlah membangun koalisi berdasarkan bagi-bagi kursi. “Tidak pakai terminologi koalisi, tapi kerja sama politik. Karena pengalaman sepuluh tahun ini, kabinet itu kan bancakan dan arisan kursi,” ujar Budi.
Ketua Dewan Penasihat Projo se-Indonesia Gunawan Wiro Saroyo mengatakan PDIP tidak memusingkan tentang koalisi untuk menentukan capres dan cawapres. Sebab, sebagai pemenang pemilu legislatif, PDIP mempunyai kekuatan untuk menentukan pendamping Jokowi. “PDIP sudah jadi pilot,” ujarnya.
Meski begitu, Gunawan melanjutkan, Jokowi memiliki kewenangan menentukan siapa cawapres yang akan mendampinginya dalam pilpres nanti. “Yang menentukan calon wakil presiden, ya, calon presidennya. Bukan Megawati, bukan Surya Paloh,” katanya.