TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Suhardi mengaku pesimistis bakal melenggang ke Senayan menjadi anggota legislator. Sebab, perolehan suaranya pada pemilu legislatif 2014 tak begitu memuaskan. "Saya belum tahu berapa jumlah suaranya, masih dihitung terus di tingkat kabupaten," kata Suhardi saat dihubungi Tempo, Kamis, 24 April 2014.
Berdasarkan penghitungan tim suksesnya, Suhardi memperoleh sekitar 60-70 ribu suara. Sesuai dengan hitung-hitungan, calon legislator di daerah pemilihan Yogyakarta itu bisa melenggang ke Senayan dengan perolehan 60 ribu suara. "Tapi masih banyak yang di atas saya," katanya. (Baca: Sjachroedin: Prabowo Naik Kuda, Jokowi Naik Sapi)
Suhardi mengaku sebelum hari pencoblosan, 9 April lalu, dia mendapat dukungan pemilih lebih dari 300 ribu. Mereka kebanyakan masyarakat yang sudah sejak tiga tahun lalu sering dia temui di perkampungan, desa, hingga pasar-pasar tradisional. "Bahkan menurut survei (sebelum pileg), saya masuk lima besar terkuat di dapil," katanya.
Guru besar kehutanan dari Universitas Gadjah Mada ini mengaku suaranya gembos karena gencarnya praktek politik uang di dapilnya. Menurut dia, praktek money politics dilakukan dengan beragam cara. Duit bisa diberikan oleh seorang calon legislator atau tim pemenangannya jauh-jauh hari sebelum pencoblosan, serangan fajar, ataupun pasca-pencoblosan. (Baca: Koalisi Gerindra-Demokrat Tergantung SBY-Prabowo)
Meski begitu, Suhardi kesulitan membuktikan temuan politik uang tersebut. Terlebih, sampai bisa menyeret temuan tersebut ke ranah pidana. Di sisi lain, menurut Suhardi, dapil Yogyakarta merupakan salah satu yang terberat. Sebab, banyak caleg potensial yang bertarung memperebutkan kursi di Senayan.
Namun Suhardi mengaku bangga bisa bertarung hingga memperoleh suara 60 ribu. Meski tak bisa melenggang ke Senayan, Suhardi masih bisa menyumbangkan suara untuk Partai Gerindra. "Relasi saya nanti akan dikembangkan lagi dalam pemenangan Prabowo Subianto dalam pilpres nanti." (Baca pula: Pengalaman Pahit Gerindra dengan PPP)
INDRA WIJAYA
Berita terpopuler
Prak! Moeldoko Banting Jam Tangan Palsunya
Hadi Poernomo: Saya Menikahi Anak 'Wong Sugih'
PPP Islah, Dukungan untuk Mahfud Md. Menguat
Soal Eks Guru Pedofil Buron FBI, Ini Reaksi JIS
Berita terkait
Soal Caleg Terpilih Harus Mundur bila Maju Pilkada 2024, Pernyataan Ketua KPU RI Berubah
2 hari lalu
Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari terpilih di Pemilu 2024 harus mengundurkan diri apabila mencalonkan diri dalam Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaBawaslu Ungkap Alasan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju pada Pilkada 2024
2 hari lalu
Bawaslu menyatakan PKPU tentang pencalonan diperlukan untuk menghindari sengketa pada proses Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaKata Ketua KPU Soal Caleg Terpilih yang Mencalonkan Diri pada Pilkada 2024
3 hari lalu
Menurut Hasyim Asy'ari, yang mengundurkan diri untuk maju di Pilkada 2024 adalah anggota legislatif yang sedang menjabat.
Baca SelengkapnyaKetua KPU RI Disebut Ajarkan Parpol Mengakali Putusan MK Nomor 12
7 hari lalu
Pernyataan Ketua KPU RI dinilai sebagai desain baru untuk mengamankan kedudukan caleg terpilih dalam pemilu yang menjadi peserta Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaPenjelasan KPU soal Caleg Terpilih Pemilu 2024 Tak Wajib Mundur Jika Maju Pilkada
7 hari lalu
Ketua KPU Hasyim Asy'ari menjelaskan mengenai caleg terpilih Pemilu 2024 yang ingin ikut Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaRiza Patria Minta Maaf Kursi DPR Gerindra Berkurang Lima di Jakarta
8 hari lalu
Kursi anggota DPR Gerindra Jakarta berkurang dari 19 menjadi 14 kursi.
Baca SelengkapnyaCaleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang
15 hari lalu
Pemohon sengketa pileg hadir secara daring dalam sidang MK karena bandara di wilayahnya tutup imbas erupsi Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaSengketa Pemilu Legislatif dari Gugatan PPP hingga Caleg
17 hari lalu
Mahkamah Konstitusi mulai menyidangkan 297 sengketa pemilu legislatif diiantaranya gugatan PPP dan caleg.
Baca SelengkapnyaDemokrat Minta Kapolri dan Jaksa Agung Hentikan Kasus Dugaan Politik Uang Kadernya
28 hari lalu
Salah satu caleg Demokrat dilaporkan atas dugaan politik uang.
Baca SelengkapnyaPara Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti
50 hari lalu
Beberapa caleg petahana dari PDIP gagal lolos ke Senayan, padahal nama mereka begitu populer. Selain Kris Dayanti dan Arteria Dahlan, siapa lagi?
Baca Selengkapnya