Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dipeternakan sapi di Lampung (23/4). TEMPO/Syailendra Persada
TEMPO.CO, Lampung - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku tidak masalah dengan adanya "perang" di dunia maya. Saling serang ini semakin memanas saat pemilihan legislatif lalu. (Baca: Prabowo: Calon Pemimpin Mencla-mencle Berbahaya)
Bahkan istilah seperti pasukan nasi bungkus (panasbung) dan pasukan nasi kotak (panastak) yang ramai saat pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 lalu muncul kembali. Jokowi pun tak luput menjadi serangan dari para cyber army. (Baca: Jokowi Nasi Bungkus, Foke Cumi Saus Tiram)
"Ya enggak masalah kalau ada yang balas serangan. Kalau diserang, ya balas," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang kini maju sebagai calon presiden itu, di Lampung, Rabu, 23 April 2014. Menurut Jokowi, serang-menyerang semacam itu wajar di dunia politik. (Baca: 9 Kampanye Hitam Serang Jokowi)
Hanya, Jokowi membantah jika disebut turut serta secara langsung mengkoordinasi pasukan di dunia maya. Menurut dia, mereka yang selama ini mendukungnya di dunia maya adalah sukarelawan.
"Saya enggak tahu mereka, apalagi kalau disebut ikut membayari. Mereka biasanya sukarelawan," ujarnya. Jokowi mengaku tidak mau ambil pusing dalam peperangan di dunia maya ini. (Baca: Jokowi Bantah Bentuk Tim 'Cyber Army')