Jika Tak Bagi Kursi, Jokowi Sulit 'Taklukkan' DPR  

Reporter

Kamis, 17 April 2014 03:03 WIB

Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo (tengah) saat berkunjung ke "Rumah Jokowi" di Pancoran, Jakarta, Jumat (11/4). TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO , Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Kuskrido Ambardi menilai jalannya pemerintahan (eksekutif) Indonesia terancam tersendat bila tak ada koalisi besar di parlemen (DPR). Koalisi yang dimaksud itu berupa bagi-bagi kursi di kabinet berdasarkan partai politik peserta koalisi.

"Siapa pun yang menjadi Presiden Indonesia dan tak ikut cara politik lama (koalisi bagi-bagi kursi) pasti akan dihadang di parlemen," kata Dodi, panggilan Kuskrido, saat dihubungi, Rabu, 16 April 2014.

Sebelumnya, calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo mengatakan ingin menjalin kerja sama dengan semua partai di parlemen jika dia terpilih menjadi presiden. Namun, Jokowi mengingatkan agar partai-partai itu tak minta jatah kursi di kabinet.

Rencana Jokowi tersebut bertolak belakang dengan model koalisi dua periode kekuasaan Susilo Bambang Yudhoyono yang bagi-bagi kursi kabinet kepada peserta koalisi. (Baca: PDIP Koalisi dengan NasDem, Jokowi: Tak Masalah)

Menurut Dodi, pemerintahan tetap bisa jalan tanpa bagi-bagi kursi di kabinet asal presiden terpilih mendapat dukungan mayoritas rakyat. Kemudian, kata Kuskrido, publiklah yang akan menjadi alat penekan DPR agar tidak mengganggu kinerja eksekutif.

"Di atas kertas koalisi tanpa bagi-bagi kursi bisa jalan. Namun, kenyataannya memang sulit. Apalagi di Indonesia yang sudah dua periode melakukan bagi-bagi kursi," kata Dodi.

Dodi memprediksi jika Jokowi menjadi presiden dan PDIP hanya berkoalisi dengan NasDem, apalagi tanpa bagi-bagi kursi kabinet dengan partai lain, Jokowi pasti akan banyak diganjal oleh DPR dalam menjalankan pemerintahan.

Dalam kondisi itu, kata Dodi, para politikus PDIP di Senayan dituntut pandai melobi partai lain yang mengganjal kinerja eksekutif. (Baca: PDIP Belum Putuskan Kalla Cawapres Jokowi)



KHAIRUL ANAM







Berita lain:
Soal Century, Ini Jawaban Sri Mulyani di Pansus
Kisruh Soal Ujian Nasional, Jokowi: Saya Dijebak
Jakarta Raih Peringkat Pertama Kota di Negara Berkembang
Koalisi PDIP-NasDem, Pasar Bereaksi Positif

Advertising
Advertising

Berita terkait

Jokowi Ajak Pemimpin Dunia Perkuat Pasokan Air untuk Petani

4 jam lalu

Jokowi Ajak Pemimpin Dunia Perkuat Pasokan Air untuk Petani

Prediksi menyebut pada 2050 sebanyak 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia diprediksi akan mengalami kekeringan.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

5 jam lalu

Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

Kedutaan Besar Iran menyebut Presiden Iran Ebrahim Raisi wafat 3 hari sebelum kunjungan yang direncanakan ke Indonesia pada 23-24 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Koalisi Antikorupsi Desak Jokowi Bentuk Pansel KPK yang Minim Konflik Kepentingan

7 jam lalu

Koalisi Antikorupsi Desak Jokowi Bentuk Pansel KPK yang Minim Konflik Kepentingan

Pembentukan Pansel KPK yang objektif dianggap akan mempertaruhkan keberhasilan kinerja Pimpinan dan Dewas KPK pada masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Anggaran Program Lansia dan Disabilitas Era Jokowi Ditangguhkan untuk Beri Ruang Program Prabowo

7 jam lalu

Anggaran Program Lansia dan Disabilitas Era Jokowi Ditangguhkan untuk Beri Ruang Program Prabowo

Kedua program Jokowi itu adalah program permakanan untuk lansia dan penyandang disabilitas. Anggaran yang ditangguhkan Rp 1,2 triliun.

Baca Selengkapnya

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

7 jam lalu

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan helikopter yang ditumpanginya pada Ahad, 19 Mei 2024. Ini respons sejumlah pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya

Nasib Prabowo Subianto Setelah Soeharto Lengser, Surat DKP Hentikan Karier Militernya

8 jam lalu

Nasib Prabowo Subianto Setelah Soeharto Lengser, Surat DKP Hentikan Karier Militernya

Soeharto lengser pada Kamis, 21 Mei 1998 berpengaruh besar terhadap karier militer menantunya dulu, Prabowo yang kini presiden terpilih Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Masuk Dalam Bursa Bakal Calon Pansel KPK, Bayu Dwi: Serahkan kepada Presiden

9 jam lalu

Masuk Dalam Bursa Bakal Calon Pansel KPK, Bayu Dwi: Serahkan kepada Presiden

Bayu tak menampik namanya masuk dalam daftar calon pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Ada Dua Investasi Potensial di Indonesia yang Ditawarkan ke Elon Musk

10 jam lalu

Luhut Sebut Ada Dua Investasi Potensial di Indonesia yang Ditawarkan ke Elon Musk

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan ada dua investasi potensial yang ditawarkan kepada Elon Musk di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istana soal Viral Jokowi Diminta Tolong Ambil Foto oleh Delegasi World Water Forum

11 jam lalu

Penjelasan Istana soal Viral Jokowi Diminta Tolong Ambil Foto oleh Delegasi World Water Forum

Presiden Jokowi dimintai seorang perempuan dari delegasi Prancis untuk mengambil potretnya di depan mangrove.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Jurnalis Tanya PDIP Soal Alasan Dirinya Tak Diundang ke Rakernas

12 jam lalu

Jokowi Minta Jurnalis Tanya PDIP Soal Alasan Dirinya Tak Diundang ke Rakernas

Presiden Jokowi tidak mau banyak berkomentar mengenai keputusan PDIP tidak mengundangnya rakernas partai akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya