Gerindra: Jokowi Harus 'Kejar' Prabowo  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 15 April 2014 12:50 WIB

Prabowo bersama Jokowi. facebook.com

TEMPO.CO, Jakarta - Tak hanya calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, yang sibuk bersafari politik. Pesaing Jokowi dari Partai Golkar dan Partai Gerindra diam-diam juga membangun komunikasi dengan berbagai partai untuk berkoalisi. "Gerindra juga saling menjajaki dengan partai lain," kata Ketua Umum Gerindra Suhardi saat dihubungi Tempo, Senin, 14 April 2014.

Suhardi mengatakan partainya sudah berkomunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan. "Kira-kira empat hari lagi akan kami sampaikan ke publik," katanya. (Baca: Aher: PKS Tawarkan Koalisi Sepaket dengan Cawapres)

Menurut dia, calon presiden dari Gerindra, Prabowo, tak perlu heboh di media untuk bersosialisasi seperti Jokowi. Musababnya, Prabowo sudah lama mengumumkan pencalonannya menjadi presiden. "Sedangkan Jokowi harus mengejar ketertinggalannya," kata Suhardi. (Baca: Mahathir Mohammad Doakan Jokowi Sukses)

Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Tantowi Yahya mengatakan partainya juga membuat gerakan bawah tanah guna membicarakan koalisi. Sekarang ini, kata dia, partai beringin itu justru sedang giat-giatnya bersilaturahmi. "Tapi Golkar enggak memberitahu media saja," katanya. Lima hari lagi, dia melanjutkan, nama calon pendamping Aburizal akan diumumkan. "Nama calon wakil sudah ada di kantong Aburizal."

Tantowi mengatakan Golkar melobi pejabat teras semua partai. Namun ia menolak menyebutkan siapa elite partai yang ditemui oleh tim pemenangan Aburizal. "Ini masalah etika politik," ucapnya. "Yang pasti mereka ini adalah representasi dari partai."

Dia menerangkan, pembicaraan antarpartai kini ibarat orang pacaran. Satu sama lain melihat ada-tidaknya kecocokan untuk membangun pemerintah bersama. "Kalau jadi nikah enggak apa-apa. Jika tidak gimana?" katanya.

Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Romahurmuzzy mengatakan partainya memang tak menyebarluaskan pertemuan petinggi Partai Ka'bah dengan elite partai lain. Sebab, saat ini "perkawinan" antarpartai belum bisa dipastikan.

"Seminggu kemudian pasti terlihat polanya," katanya. Pola itu, kata dia, bisa terlihat dari hubungan antarpartai yang bisa semakin mesra atau malah merenggang. Dia memastikan, anggota koalisi akan membicarakan komposisi pemerintah, seperti pembagian kursi menteri. "Ini menu wajib," ujarnya. (Baca: Beda Bentuk Koalisi Jokowi, Prabowo, dan Aburizal)

MUHAMMAD MUHYIDDIN

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo


Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Cerita Investasi Ferdi Hasan Hingga Rugi Rp 12 M
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks

Berita terkait

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

3 jam lalu

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

3 jam lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

BPJS Kesehatan barus saja mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan sistem kelas tunggal, bagaimana kilas balik jaminan kesehatan nasional?

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

4 jam lalu

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

BPJS Kesehatan akan memberlakukan kelas tunggal dan sistem baru dalam bentuk KRIS, bagaimana sistem dan ketentuan naik kelas rawat inap?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

8 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

17 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

18 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

18 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

20 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

20 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

21 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya