Panwaslu Ajari Warga Jerat Pelaku Politik Uang  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 8 April 2014 04:59 WIB

Seorang pemilih meninggalkan bilik suara usai melakukan pencoblosan pada Pilgub dan Wagub Jawa Timur di TPS 8 kelurahan Panarukan Malang (29/8). TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Yogyakarta - Panitia Pengawas Pemilu Kota Yogyakarta mengimbau warga agar berani melaporkan praktek politik uang yang diprediksi terus terjadi menjelang hari pencoblosan pemilu legislatif, 9 April 2014. "Cukup dua barang bukti untuk menjerat para pembagi uang yang bergerak sebelum dan pada saat hari pencoblosan," kata Ketua Panwaslu Kota Yogyakarta, Agus Triyatno, kepada Tempo, Senin, 7 April 2014.

Agus menuturkan kasus politik uang saat pencoblosan termasuk delik perorangan. Dengan kata lain, untuk menjerat pelaku politik uang ini tak perlu dari kalangan pelaksana kampanye. Siapa pun bisa dijerat hukuman pidana sesuai Pasal 301 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu. Sanksi terberat tiga tahun penjara atau denda maksimal Rp 36 juta. "Kami minta warga sebisa mungkin menyiapkan kamera sebagai media untuk mendokumentasikan aksi bagi uang dan dijadikan barang bukti," kata Agus.

Untuk menjerat pelaku politik uang ini ke ranah pidana, ujar Agus, Panwaslu membutuhkan bukti sebuah dokumen, baik foto atau rekaman video, berikut bukti nominal uang yang diberikan. Menurut Agus, media perekam seperti kamera atau perekam gambar saat ini tidaklah terlalu sulit dan mahal karena teknologi itu sudah familiar dan dapat diakses masyarakat.

Misalnya, kata Agus, dengan menggunakan kamera yang sudah terpasang di telepon genggam. "Dengan dua bukti itu, tinggal dilengkapi dengan kesaksian warga, maka dengan gampang pelaku dijerat, tak peduli dia bekerja untuk memenangkan siapa," kata dia.

Seorang pengurus kampung juga ketua rukun warga di Kelurahan Mantrijeron, M. Jazir, mengakui praktek politik uang makin meningkat pada pemilu ini, khususnya di tingkat bawah. Sebelum masa kampanye usai akhir pekan lalu, Jazir menyaksikan broker-broker partai dan calon legislatif, khususnya untuk calon DPRD I dan II, sudah bergerak menjaring kaki tangan dari kalangan warga.

"Modelnya dibuat seperti MLM (Multi Level Marketing). Semakin banyak warga yang bisa direkrut (membantu membagikan uang), imbalannya semakin besar," kata Jazir. Imbalan bagi warga yang bertindak memberikan uang ini berkisar Rp 50-100 ribu. "Semua partai sama saja," kata Jazir.

PRIBADI WICAKSONO

Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Lumpur Lapindo


Berita terpopuler lainnya:
Kiai Maman, Caleg Pembela Ahmadiyah
Cara Atasi Gugup Bicara di Depan Umum
Caleg Binny Bintarti Bersaing dengan Ibas SBY

Berita terkait

Jokowi Pastikan Pilkada 2024 sesuai Jadwal, Berikut Tahapan dan Jadwal Lengkapnya

4 hari lalu

Jokowi Pastikan Pilkada 2024 sesuai Jadwal, Berikut Tahapan dan Jadwal Lengkapnya

Presiden Jokowi mengatakan tidak ada pengajuan dari pemerintah untuk percepatan Pilkada 2024. Berikut tahapan dan jadwal lengkap Pilkada serentak 2024

Baca Selengkapnya

Hakim MK Saldi Isra Cecar Bawaslu Soal Tanda Tangan Pemilih di Bangkalan yang Mirip

6 hari lalu

Hakim MK Saldi Isra Cecar Bawaslu Soal Tanda Tangan Pemilih di Bangkalan yang Mirip

Hakim MK Saldi Isra menyoroti tanda tangan pemilih pada daftar hadir TPS di Desa Durin Timur, Kecamatan Konang, Bangkalan yang memiliki kemiripan bentuk.

Baca Selengkapnya

Anggota Bawaslu Intan Jaya Cerita Penyanderaan KKB Berdampak Pemilu Ditunda

6 hari lalu

Anggota Bawaslu Intan Jaya Cerita Penyanderaan KKB Berdampak Pemilu Ditunda

Cerita pengalaman Bawaslu Intan Jaya disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan harus bayar tebusan agar bebas

Baca Selengkapnya

Hakim MK Tegur Anggota Bawaslu Papua Tengah yang Datang Terlambat di Sidang Sengketa Pileg

6 hari lalu

Hakim MK Tegur Anggota Bawaslu Papua Tengah yang Datang Terlambat di Sidang Sengketa Pileg

Hakim MK Arief Hidayat menegur anggota Bawaslu Papua Tengah yang datang terlambat dalam sidang sengketa Pileg 2024 di panel 3, hari ini

Baca Selengkapnya

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

6 hari lalu

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

KPU RI meminta para peserta Pilkada serentak 2024 di Provinsi Bali agar menerapkan kampanye hijau. Apa itu kampanye hijau?

Baca Selengkapnya

DPR Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu 2024 pada 15 Mei, KPU Siapkan Ini

8 hari lalu

DPR Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu 2024 pada 15 Mei, KPU Siapkan Ini

Komisi II DPR juga akan mengonfirmasi isu yang menerpa Ketua KPU Hasyim Asy'ari.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai KPU dan Bawaslu Kurang Prioritaskan Sidang Sengketa Pileg di MK

8 hari lalu

Pengamat Nilai KPU dan Bawaslu Kurang Prioritaskan Sidang Sengketa Pileg di MK

Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, menyoroti peran KPU dan Bawaslu dalam sengketa pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: Mendagri Sebut DP4 Capai 207 Juta Jiwa

10 hari lalu

Pilkada 2024: Mendagri Sebut DP4 Capai 207 Juta Jiwa

Mendagri mengingatkan agar KPU melindungi keamanan data pemilih untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

PKB Ajukan Gugatan Sengketa Pileg karena Kehilangan Satu Suara di Halmahera Utara, Ini Alasannya

12 hari lalu

PKB Ajukan Gugatan Sengketa Pileg karena Kehilangan Satu Suara di Halmahera Utara, Ini Alasannya

Dalam sidang sengketa Pileg, PKB meminta KPU mengembalikan suara partainya yang telah dihilangkan.

Baca Selengkapnya

Pesan DKPP kepada KPU dan Bawaslu Jelang Pilkada 2024 Serentak

13 hari lalu

Pesan DKPP kepada KPU dan Bawaslu Jelang Pilkada 2024 Serentak

KPU akan mendapatkan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) untuk Pilkada 2024 dari Kemendagri pada 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya