Udjo Project Pop di kantornya, Jakarta, 9 Juni 2008. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki tahun politik, banyak partai dan pihak tertentu yang gencar menawarkan calon-calon pemimpin, baik untuk kursi legislatif maupun eksekutif. Bagi salah satu personel Project Pop, Udjo Karim, 42 tahun, kondisi seperti ini harus dapat diwaspadai oleh masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih.
Udjo pernah mengalami kesalahan dalam memilih calon anggota legislatif. Namun hal itu tidak lantas membuat dirinya jadi antipati pada politik. Udjo menerapkan kriteria tertentu bagi pemimpin yang menurutnya layak. "Jelas yang amanah ya, dan yang rela dikritisi. Banyak orang dikritik itu jadi defense," kata Udjo saat ditemui di JCC Senayan, Jumat, 4 April 2014.
Udjo pun menyarankan pada masyarakat jangan sampai latah untuk ikut-ikutan mengkritik orang yang belum menunjukkan prestasi kepemimpinannya. "Orang sekarang gampang protes. Kenapa enggak didorong dulu sampai batas waktu tertentu. Kalau sudah sampai batasnya, baru protes," kata Udjo, yang cukup kesal melihat sikap masyarakat yang sudah mulai menghina calon-calon tertentu. (Baca: Belum Terdaftar di DPT, Udjo Galau).
Untuk calon presiden, Udjo memiliki kekaguman pada sosok Jokowi dan Anies Baswedan. Ia pun bermimpi kelak bangsa ini kembali punya sosok pemimpin yang berasal dari kalangan militer. "Dulu saya suka tuh sosok seperti Jenderal (Purn) M. Yusuf," kata pria bernama asli Djoni Permato tersebut.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.