TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan tak semua iklan kampanye calon presiden Joko Widodo yang ramai di jejaring YouTube bakal tayang di televisi. Partai banteng, kata dia, telah memuat iklan Jokowi dan PDIP bertema gotong royong sejak tadi malam, Rabu, 2 April 2014.
"Kan iklan Jokowi sudah ada di YouTube. Kami menyasar semua media, tak hanya iklan di televisi," katanya saat dihubungi, Kamis, 3 April 2014.
Pada iklan di YouTube itu, Joko Widodo tampil sendirian dalam latar hitam. Jokowi menyarankan agar masyarakat tak golput dalam pemilu 9 April 2014. Ia membujuk agar pemilih mencoblos partainya. Di sini ada latar tagline PDIP, "Indonesia Hebat!"
Selain itu, ada sketsa bendera Merah Putih yang dijahit. Kemudian Jokowi mencium bendera dan mengucapkan, "Saya siap menjadi calon presiden."
Kata Hasto, berbagai media seperti jejaring sosial Facebook, Twitter, blog, maupun spanduk, baliho, dan lainnya diproduksi sesuai dengan segmen masing-masing. Yang penting, kata dia, PDIP sosialisasi ke semua lapisan masyarakat untuk mencoblos partainya. "Jangan terlalu fokus di televisi."
Konsultan komunikasi politik PDIP, Irfan Asy'ari Sudirman, mengatakan bahwa timnya telah membuat banyak materi iklan untuk kampanye jelang pemilihan legislator. Namun, kata dia, konsep itu ditolak saat diajukan ke Ketua Umum PDIP Megawati. "Menurut Ibu, iklan yang kami buat ada yang enggak pas," kata pria yang akrab disapa Ipang Wahid ini.
Saat ditanya musabab ditolaknya konsep iklan Ipang oleh Mega lantaran terlalu menonjolkan sosok Jokowi, ia hening sejenak. "Yah, mungkin saja," katanya.
Tim jejaring sosial PDIP, Iman Brotoseno, mengatakan iklan Jokowi di YouTube tak akan tayang di televisi. Sebab, konsep iklan itu tak sesuai dengan tagline "Indonesia Hebat". "Setelah pemilihan legislator dan jelang pemilihan presiden mungkin akan tayang," ujarnya.
Iman mengatakan tak semua iklan kampanye di YouTube hasil kerja Ipang. "Ada juga dari simpatisan Jokowi," dia menjelaskan.
Sebelumnya, begitu Gubernur DKI Joko Widodo resmi diumumkan sebagai calon presiden dari PDIP, elektabilitas mantan Wali Kota Surakarta ini meroket meninggalkan calon lain. Hasil sigi Roy Morgan menunjukkan, pada periode tersebut, yakni 15-30 Maret 2014, elektabilitas Jokowi menjadi 45 persen.
"Dari sebelumnya sebesar 35 persen pada periode 1-14 Maret 2014," kata Direktur Utama Roy Morgan Research Ira Soekirman dalam rilisnya, Rabu, 2 April 2014.
Pencalonan Jokowi juga membuat suara PDIP terdongkrak. Pada sigi 15-30 Maret 2014, PDIP meraih 37 persen suara. Padahal, kata dia, pada periode 1-14 Maret, perolehannya sebesar 27 persen.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Berita terkait
Angka Keramat Nawacita
28 April 2015
Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.
Baca SelengkapnyaPemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya
17 Desember 2014
Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.
Baca SelengkapnyaObor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi
5 Agustus 2014
Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut
Baca SelengkapnyaAhok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal
9 Juli 2014
Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.
Baca SelengkapnyaRibuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi
8 Juli 2014
Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.
Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat
6 Juli 2014
Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.
Baca SelengkapnyaHatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura
5 Juli 2014
Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.
Baca SelengkapnyaPendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin
5 Juli 2014
Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.
Baca SelengkapnyaTabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis
5 Juli 2014
Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.
Baca SelengkapnyaKampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret
5 Juli 2014
Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.
Baca Selengkapnya