TEMPO.CO, Jakarta - Partai-partai berasas Islam mengalami penurunan jumlah pemilih setelah sempat mengantongi sepertiga suara lebih dalam Pemilu 2004. Bahkan, dalam sejumlah survei, tingkat keterpilihan lima partai itu secara keseluruhan di bawah 21 persen.
Rendahnya elektabilitas itu diduga karena tidak ada tokoh yang menonjol. “Saat ini pemilih cenderung menetapkan pilihan lebih berdasarkan ketokohan partai,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, di Jakarta, Kamis, 27 Maret 2014. (Baca: PKB: Suara Partai Islam Tak Pindah ke Lain Hati).
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, menilai bakal meredupnya suara partai Islam dalam pemilu legislatif mendatang karena para tokoh partai Islam, terutama petinggi partai, kurang membumi. "Mereka hanya populer di basisnya saja," ujarnya.
Dalam sigi yang dilakukan Charta Politika pada awal Maret lalu, tingkat keterpilihan Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Bulan Bintang hanya 20,4 persen. (Baca: Caleg Artis Jadi Bumerang bagi Partai Islam).
Tokoh partai Islam, seperti Hatta Rajasa dan Amien Rais (PAN), Yusril Ihza Mahendra dan M.S. Kaban (PBB), misalnya, tidak bisa mengatrol dukungan masyarakat. Dalam survei Charta awal Maret lalu, PAN mendapat 4,5 persen suara, PBB bahkan hanya 0,4 persen. PKB meraih suara tertinggi dengan 7,2 persen, diikuti PPP (5,1 persen), dan PKS (3,2 persen).
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera, Mahfudz Siddiq, mengakui partainya tidak mengandalkan simbol agama dan tokoh partai untuk mendongkrak elektabilitas partai pada pemilu legislatif April mendatang. “Masyarakat saat ini lebih memperhatikan isu dan program partai,” kata Mahfudz. (Baca: Diam-diam Jokowi Incar Massa Islam).
Sempat limbung lantaran dihajar kasus korupsi kuota impor sapi yang melibatkan Luthfi Hasan Ishaaq, ketika itu Presiden PKS Mahfudz mengklaim partainya sudah bangkit. Partai yang kini dipimpin Anis Matta itu optimistis bisa mengantongi sedikitnya 7 persen suara.
Ketua PKB Marwan Jafar juga mengakui partainya tidak “berjualan” figur karismatik. Partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar ini menargetkan perolehan suara 15 persen. "Kesuksesan partai Islam dalam pemilu nanti lebih karena konstituen tidak mau beralih ke partai lain,” ujar Marwan. (Baca: Pakai Simbol Islam, Caleg Dilaporkan ke Panwaslu).
Dalam pemilu legislatif 2009, perolehan suara agregat partai Islam hanya 29,4 persen. Angka itu jeblok ketimbang pada 2004, yang mencapai 38,4 persen. Adapun dalam pemilu legislatif tahun ini, menurut hasil survei sejumlah lembaga sigi, perolehan suara partai Islam di kisaran 12,8 persen-20,4 persen.
Dalam survei itu, partai nasionalis seperti PDI Perjuangan, dengan Joko Widodo sebagai tokoh, berada di posisi puncak dengan angka 21,2 persen, disusul Golkar, yang kembali mengandalkan ketokohan mantan presiden Soeharto, mendapat dukungan 16,4 persen. (Baca pula: Demi Gerindra, Prabowo 'Pedekate' ke Seribu Kiai).
IRA GUSLINA SUFA | MUHAMAD RIZKI | TIKA PRIMANDARI | ANTON APRIANTO
Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Dokter TNI AU
Berita terpopuler
Jika MH370 Dibajak, MAS Wajib Berikan Asuransi
Satelit Thailand Temukan 300 Serpihan Diduga MH370
I Love You, Ucapan Terakhir Pramugara MH370