Anies Baswedan Kritik Kampanye Calon Legislator
Editor
Agus Supriyanto
Minggu, 23 Maret 2014 21:29 WIB
TEMPO.CO, Malang-Calon presiden konvensi Partrai Demokrat, Anies Baswedan, mengkritik para calon anggota legislatif yang tak banyak berkampanye soal kesehatan dan pendidikan. Padahal, isu kesehatan dan pendidikan menjadi kunci peningkatan kualitas manusia.
"Selama 10 tahun terakhir, anggaran pendidikan dan kesehatan rendah," kata Anies dalam seminar kebangsaan di Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang, Ahad 23 Maret 2014. (Baca: Pandji Blakblakan Dukung Anis Baswedan)
Jika kualitas manusia rendah, katanya, bagaimana Indonesia memenangkan persaingan dengan negara lain. Sementara Cina mengirimkan jutaan pemuda untuk belajar teknologi. Hasilnya, perekonomian negeri itu melejit dan ditakuti negara barat.
Menurutnya, selama ini, politisi lebih banyak membicarakan soal infrastruktur untuk peningkatan ekonomi dan mengabaikan kepentingan manusia. "Jangan mengikuti pola pikir penjajah yang hanya memikirkan sumber daya alam, dan mineral," katanya.
Jika manusia Indonesia sehat, terdidik dan makmur, katanya, maka Indonesia akan disegani dan ditakuti negara lain. Selain itu, kepastian hukum juga menjadi perhatian utama untuk kemajuan Indonesia.
Anies menjelaskan alasannya mengikuti konvensi Partai Golkar untuk melakukan perubahan. Karena selama ini ia menilai banyak orang baik yang berdiam diri dan tak melakukan perubahan dengan berpolitik.
Padahal, kata dia, untuk melakukan perubahan harus terlibat dalam politik praktis. "Saya tak kampanye untuk partai, tapi untuk negeri ini," katanya. (Baca: Ahmad Mubarok: Anies Baswedan-Ahok Pasangan Ideal)
Jika orang baik menempati posisi kunci, katanya, maka akan terjadi gerakan perubahan yang signifikan. Ia mencontohkan perbaikan pelayanan PT Kereta Api selama dua tahun terakhir.
Perubahan di KAI terjadi karena Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan berani melakukan perubahan dan keluar dari zona nyaman. "Perubahan di Indonesia hanya bisa dilakukan dari atas. Pimpinan," katanya.
Jika jadi Presiden, katanya, ia akan memilih orang yang benar sebagai pimpinan serta memberikan waktu selama dua tahun untuk membuat perubahan. Selain itu, menyerahkan kepada publik untuk mengawasinya.
EKO WIDIANTO
Terpopuler:
Pesan Prabowo: Jangan Mau Dipimpin Tukang Bohong
Chelsea Vs Arsenal 6-0, Mourinho Permalukan Wenger
Umumkan Capres di Rumah Pitung Jadi Bumerang Buat Jokowi