Caleg Kalah Pemilu, Pengusaha Konfeksi Dimaki

Reporter

Selasa, 11 Maret 2014 20:00 WIB

Aburizal Bakrie menyablon kaos kampanyenya sendiri di pabrik kaos C-59 di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (22/2). Aburizal blusukan ke sejumlah tempat dan menemui beberapa tokoh masyarakat Jawa Barat. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Menjelang pemilihan umum, pengusaha konfeksi tidak selalu meraup keuntungan. Justru mereka selalu waswas menanti pengumuman hasil pemilu. Sebab, calon anggota legislatif atau pengurus partai yang kalah bisa menumpahkan kekesalan dengan memaki-maki mereka.

Asih, pengusaha konfeksi asal Bandung, punya pengalaman buruk yang masih membekas saat menghadapi Pemilu 2004 dan 2009. Membuka usaha di Sentra Kaos Suci Bandung, Asih mengaku kerap mendapat makian dari calon legislator yang tak terpilih. “Caleg yang kalah mengamuk pada kami,” katanya saat ditemui Tempo di Jalan Surapati, Bandung, Selasa, 11 Maret 2014.

Asih memaparkan perilaku caleg yang mengkambinghitamkan para pengusaha konfeksi. Para caleg itu mengumpat bahwa kekalahannya disebabkan oleh kualitas kaus yang dia beli kurang bagus, ukurannya terlalu kecil, dan segala macam dalih lainnya. “Padahal saya sudah maksimal mengerjakan kaus pesanannya,” ujarnya.

Asih juga mengeluhkan minimnya uang muka pemesanan kaus para caleg sehingga dia dan rekan-rekannya harus mengantongi modal yang besar untuk menombokinya. “Kami terpaksa meminjam uang dan menjual sebagian aset, seperti kendaraan,” ucap Asih.

Menurut Asih, segala cara akan dilakukan pengusaha konfeksi karena mengharapkan keuntungan. Asih mengakui para pengusaha konfeksi tergiur oleh kuota pesanan yang besar. Namun dia tak berharap mendapat pengalaman buruk, seperti yang dialaminya pada Pemilu 2004 dan 2009.

Asih mengaku berulang kali dirugikan oleh caleg dan parpol yang memesan ribuan kaus kampanye karena mereka tidak melunasi sisa pembayaran. Namun Asih enggan melaporkan kasusnya ke kepolisian. “Kalau kami lapor ke polisi, biaya yang dikeluarkan semakin besar. Kami semakin merugi,” tuturnya.

Maka, pada pemilu kali ini, Asih dan pengusaha konfeksi lainnya merasa harus mewaspadai calon konsumennya. Mereka menolak kedatangan orang yang mengaku utusan caleg atau parpol. Mereka juga menolak pesanan dalam jumlah banyak. Strategi yang tepat memang harus diterapkan agar harapan meraup keuntungan tidak berubah menjadi pengalaman buruk.

Asih, yang sudah menjalani bisnis konfeksi sejak awal 2001, mengatakan persaingan pengusaha konfeksi pada Pemilu 2004 dan 2009 tidak seketat saat ini. Apalagi bermunculan pengusaha serupa di berbagai daerah di Indonesia, seperti di Yogyakarta dan Solo.






PERSIANA GALIH

Berita terkait

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

40 hari lalu

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

Hakim juga menjatuhkan pidana denda kepada seluruh terdakwa PPLN Kuala Lumpur itu masing-masing sebesar Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

1 Maret 2024

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

Sekelompok massa menyerang Kantor Bawaslu Papua karena mereka menduga ada kecurangan suara saat rapat pleno di Distrik Abenaho.

Baca Selengkapnya

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

1 Maret 2024

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

Tim Advokasi Peduli Pemilu melakukan uji materi terhadap UU Pemilu agar penguasa tidak lagi sewenang-wenang saat pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

28 Februari 2024

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

Penelitian menemukan Pemilu 2024 berpengaruh terhadap meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

20 Februari 2024

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

Sejumlah artis pendatang baru di politik ungguli politisi pengalaman. Ada Komeng, Verrell Bramasta dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

16 Februari 2024

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

Perolehan suara Komeng melesat di pemilihan DPD. Apa saja tugas dan fungsinya jika terpilih?

Baca Selengkapnya

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

14 Februari 2024

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

Apa kata Menpora Dito Ariotedjo soal kehadiran sejumlah mantan atlet Tanah Air sebagai calon anggota legislatif di Pemilu 2024?

Baca Selengkapnya

Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

12 Februari 2024

Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

Jika calon pemilih tiba-tiba sakit, yang tidak memungkinnya menuju TPS. Apakah hak pilihnya hangus? Tidak

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dirty Vote Bongkar Politik Gentong Babi Jokowi, TKN Prabowo-Gibran Tantang Pembuktian Pelanggaran Pemilu

12 Februari 2024

Terpopuler: Dirty Vote Bongkar Politik Gentong Babi Jokowi, TKN Prabowo-Gibran Tantang Pembuktian Pelanggaran Pemilu

Film Dirty Vote membongkar politik gentong babi Presiden Jokowi, TKN Prabowo-Gibran menantang pembuktian pelanggaran Pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu 14 Februari 2024, Simak Tata Cara Pencoblosan di TPS

9 Februari 2024

Pemilu 14 Februari 2024, Simak Tata Cara Pencoblosan di TPS

Pemungutan suara dalam Pemilu 2024 akan dilaksanakan pada Rabu, 14 Februari 2024 pukul 07.00-13.00 waktu setempat. Ini tata cara pencoblosan di TPS.

Baca Selengkapnya