Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kanan) bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kedua kanan) berbincang sebelum melakukan blusukan di Balai Kota, Jakarta, Kamis (27/2). Jokowi mengajak Ahok ikut blusukan di sejumlah wilayah di DKI Jakarta untuk pengecekan, kontrol dan pengawasan langsung terhadap jalannya pembangunan ibu kota. ANTARA/Zabur Karuru
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bingung ketika ditanya jika harus memilih kemungkinan menjadi calon wakil presiden bagi Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto atau Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Sembari garuk-garuk kepala, Ahok menarik nafas panjang.
"Prinsip pemilu itu kan luber jurdil. “ kata Ahok, Selasa, 4 Maret 2014. “Kalau keduanya minta saya menjadi cawapres, maka saya pilih menjadi DKI 1 saja," ucapnya.
Ahok menuturkan, beberapa orang dari partainya mengatakan ia berpeluang menjadi calon wakil presiden dari partai berlambang garuda itu. Pernyataan itu disampaikan dalam acara makan malam anggota partai yang diadakan pada Senin, 3 Maret lalu.(baca: Fadli Zon: Ahok Bisa Jadi Cawapres Prabowo...)
Menurut Ahok, banyak kemungkinan terjadi sebelum pemilu legislatif 2014 usai. Saat ini, fokus partainya meraih perolehan suara di atas 20 persen pada pemilu legislatif. Ini agar bisa mencalonkan presiden dan wakil presiden sendiri. "Jangankan gubernur, jadi presiden juga saya siap kok kalau ada partai yang calonkan," ujar Ahok berkelakar. (baca: Prabowo Tak Mau Ahok Ikuti Jokowi..)
Namun ketika didesak, Ahok kembali terlihat hati-hati bicara. Ia mengaku tak bisa menentukan siapa yang akan ia dampingi dalam bursa calon presiden dan wakil presiden. Ia berseloroh ia akan memilih menjadi Gubernur DKI Jakarta jika ia ditawari keduanya menjadi calon wakil presiden. "Ya, saya langsung minta izin jadi DKI 1 karena jadi wakil gubernur enggak ada fotonya," ujar Ahok. (baca: Jika Ahok Jadi Gubernur Jakarta, Siapa Wakilnya?)