Keyakinan PKB Khofifah Bisa Dikalahkan di Pilgub Jatim karena Hasil Surveinya Masih di Bawah 50 %

Reporter

Tempo.co

Minggu, 21 Juli 2024 22:14 WIB

Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto memberikan surat rekomendasi kepada Mantan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan mantan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak di kediamannya di Jl. Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat, 7 Juni 2024. Prabowo menyampaikan Partai Gerindra secara resmi mengusung Khofifah dan Emil Dardak sebagai Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) untuk Pilkada Jawa Timur 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB Luluk Nur Hamidah mengatakan bahwa partainya sedang mencari kesamaan dengan PDI Perjuangan, terutama untuk di Pilkada Jawa Timur. Kesamaan visi itu sebagai modal memunculkan calon penantang Khofifah Indar Parawansa yang sudah dipastikan diusung koalisi besar partai politik.

“PKB-PDIP ini kan dua kekuatan besar yang masing-masing punya basis elektoral yang sangat berbeda, tetapi memiliki irisan yang sangat dekat,” kata dia di kawasan Bundaran HI, Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Ahad, 21 Juli 2024.

Jika PKB dan PDIP membentuk koalisi, menurut Luluk, maka tercipta peluang menang yang besar di Pilkada Jatim karena dinamika politik di provinsi tersebut sudah berbeda dibandingkan dengan ketika Khofifah Indar Parawansa memutuskan maju sebagai calon gubernur pada 2018.

Luluk berujar masyarakat Jawa Timur berhak untuk dipimpin oleh figur bersih dan tidak punya beban masa lalu.

“Jadi, ini adalah kesempatan rakyat Jawa Timur untuk buka telinga, buka mata, dan itu bisa dilihat ketika survei elektabilitas inkumben ya. Itu kan tidak atau kurang dari 50 persen sebenarnya. Ini cukup mengkhawatirkan,” ujar dia.

Sebagai inkumben, kata Luluk, mestinya elektabilitas Khofifah di atas 50 persen. Namun dari sejumlah survei, elektabilitas Khofifah masih di bawah 50 persen.

“Itu artinya apa? Rakyat Jawa Timur masih menunggu kalau ada opsi lain, ada alternatif, figur-figur lain. Nah ini kita sedang matangkan,” kata dia.

Ia mengatakan bahwa PKB terbuka mengusung kader PDIP yang juga Menteri Sosial Tri Rismaharini (Risma) atau mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur Marzuki Mustamar.

“Ini nanti kami akan cek lagi ke akar rumput, makanya kami itu tidak grasa-grusu karena cara PKB itu kan pasti akan kami cek kepada pendukung,” ujarnya.

Walaupun demikian, ia menyebut komunikasi antara PKB dengan PDIP untuk Pilkada Jatim masih bersifat informal.

“Karena kalau official (resmi), sudah ada agreement (perjanjian), tetapi kalau informal itu sudah dilakukan. Bukan hanya di Jatim kan, misalnya juga di Jawa Tengah, di Jakarta, dan juga daerah yang lain,” tutur Luluk.

Pengamat politik dari Universitas Airlangga Hotman Siahaan mengatakan, agar demokrasi berjalan dengan baik, seyogyanya komunikasi antara PKB dan PDIP lebih diintensifkan lagi.

Guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair itu menilai, bila PKB dan PDIP berkoalisi mengajukan calon penantang Khofifah, demokrasi berjalan lebih baik karena inkumben tidak melawan kotak kosong.

Peluang dua partai tersebut berkoalisi, kata Hotman, cukup terbuka karena tidak ada tanda-tanda akan bergabung pada koalisi besar partai politik pendukung Khofifah-Emil Dardak. Apalagi dari pernyataan-pernyataan elite PKB, mereka ngotot ingin mengusung calon di luar Khofifah.

“Kalau PKB berkoalisi dengan PDIP, mungkin bisa menjadi lawan tanding setimpal Khofifah,” kata Hotman saat dihubungi.

Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas terbaru, elektabillitas Khofifah sebagai calon gubernur menempati posisi tertinggi di angka 26,8 persen. Di bawah Khofifah ada Risma dengan 13,6 persen. Adapun posisi ketiga ialah Emil Dardak dengan 3,8 persen. Namun Emil telah menjadi bacawagub Khofifah sehingga tipis kemungkinan akan maju sendiri.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Risma berada pada urutan kedua di survei Litbang Kompas lantaran belum melakukan safari politik.

"Ibu Risma itu nomor dua (karena) belum bergerak. Sama dengan survei Pak Andika di Jawa Tengah belum bergerak. Artinya mereka-mereka itu mengandung harapan dari rakyat," ujar Hasto Jakarta, Sabtu, 20 Juli.

Menurut dia PDIP masih menjaring sosok yang layak untuk diusung dalam Pilkada Jatim. Risma menjadi salah satu kandidat yang dicermati. Hasto pun meyakini elektabilitas Risma mengandung harapan dari rakyat.

"Ibu Mega sudah menugaskan salah satu fungsionaris DPP Pak Said Abdullah juga, Pak Pramono Anung untuk membantu proses konsolidasi di Jawa Timur," kata dia.

Pilihan Editor: Tak Biarkan Bobby Nasution dan Khofifah Lawan Kotak Kosong, Hasto Pastikan Kader PDIP Bakal Maju

Berita terkait

Cak Lontong Sebut 3 Poin Usai Rapat Pertama Tim Pemenganan Pramono Anung-Rano Karno

6 jam lalu

Cak Lontong Sebut 3 Poin Usai Rapat Pertama Tim Pemenganan Pramono Anung-Rano Karno

Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno, Lies Hartono atau Cak Lontong memaparkan setidaknya 3 poin yang disampaikannya.

Baca Selengkapnya

Cak Lontong Sebut Banyak Figur Ingin Gabung Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta

6 jam lalu

Cak Lontong Sebut Banyak Figur Ingin Gabung Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta

Cak Lontong sebut banyak permintaan gabung tim pemenangan Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta ini buktikan dukungan sekaligus modal menang.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Megawati-Prabowo Disebut Bakal Bahas Topik Ini

8 jam lalu

Pertemuan Megawati-Prabowo Disebut Bakal Bahas Topik Ini

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri disebut merespons baik agenda pertemuannya dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

KPU Sumut Diminta Ambil Alih Tahapan Pilkada Tapanuli Tengah setelah Masinton Dipersulit Daftar

9 jam lalu

KPU Sumut Diminta Ambil Alih Tahapan Pilkada Tapanuli Tengah setelah Masinton Dipersulit Daftar

PDziP menyebut pasangan Masinton-Mahmud sudah dua kali dipersulit KPU Tapanuli Tengah.

Baca Selengkapnya

Kata Jubir PDIP soal Kelanjutan Wacana Pertemuan Megawati dengan Prabowo

9 jam lalu

Kata Jubir PDIP soal Kelanjutan Wacana Pertemuan Megawati dengan Prabowo

Jubir PDIP mengungkap kelanjutan pertemuan Megawati-Prabowo.

Baca Selengkapnya

Keberpihakan Arsjad Rasjid di Pilpres 2024 Jadi Alasannya Didongkel dari Ketua Umum Kadin?

11 jam lalu

Keberpihakan Arsjad Rasjid di Pilpres 2024 Jadi Alasannya Didongkel dari Ketua Umum Kadin?

Arsjad Rasjid didongkel dari jabatan sebagai Ketua Umum Kadin. Benarkah lantaran keberpihakannya kepada Ganjar-Mahfud Md dalam Pilpres 2024?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pertemuan Prabowo-Megawati Belum Tentu Jadi Sinyal PDIP Gabung Pemerintah

11 jam lalu

Pengamat Sebut Pertemuan Prabowo-Megawati Belum Tentu Jadi Sinyal PDIP Gabung Pemerintah

Perrtemuan antara Prabowo dan Megawati disebut akan terjadi sebelum pergantian presiden.

Baca Selengkapnya

Nama Baik Proklamator Terpulihkan

14 jam lalu

Nama Baik Proklamator Terpulihkan

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara atau TAP MPRS Nomor 33/MPRS/1967 dicabut. Memulihkan nama baik Sang Proklamator, Bung Karno, dari tuduhan pengkhianatan G30S/PKI yang tidak terbukti dan tanpa proses peradilan.

Baca Selengkapnya

Pengamat dan Pakar Dukung Anies Baswedan Dirikan Partai Politik

18 jam lalu

Pengamat dan Pakar Dukung Anies Baswedan Dirikan Partai Politik

Anies Baswedan berencana mendirikan parpol setelah gagal mendapat dukungan di Pilkada 2024. Pengamat dan pakar beri dukungan.

Baca Selengkapnya

PDIP Solo Bentuk Satgas Anti Politik Uang, Paslon Dilarang Bagi-bagi Sembako

1 hari lalu

PDIP Solo Bentuk Satgas Anti Politik Uang, Paslon Dilarang Bagi-bagi Sembako

Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo berharap rakyat jangan dibodohi terus dengan diiming-imingi sembako.

Baca Selengkapnya