Soal Kebocoran Data DPT, Bambang Widjojanto Desak KPU Minta Maaf

Reporter

Adil Al Hasan

Editor

Febriyan

Senin, 4 Desember 2023 12:22 WIB

Ketua KPU Hasyim Asy'ari saat mengumumkan penetapan pasangan Capres dan Cawapres di Kantor KPU, Jakarta, Senin, 13 November 2023. KPU menetapkan tiga pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yaitu; Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, serta Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming untuk Pemilu serentak 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi, Bambang Widjojanto, mendesak Komisi Pemilihan Umum atau KPU meminta maaf kepada masyarakat atas kasus dugaan kebocoran data pemilih tetap (DPT) Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. KPU sebagai pihak pengendali dan pemroses data dinilai memiliki kewajiban untuk memastikan keandalan sistem dalam melindungi data pengguna atau pemilih.

“Selain itu, pengendali data juga harus memiliki mitigasi risiko jika terjadi serangan atau kebocoran data pada sistem yang mereka miliki. Jika terjadi kebocoran data pribadi, maka wajib dilakukan compliance, pemeriksaan terhadap penyelenggara data pribadi apakah KPU sudah melaksanakan compliance sesuai UU PDP (Perlindungan Data Pribadi),” kata Bambang dalam keterangan tertulisnya, Senin, 4 Desember 2023.

Pria yang kini aktif sebagai dosen di Universitas Djuanda, Bogor, itu mengutip Pasal 15 UU Informasi dan Transaksi Elektronik atau UU ITE. Dalam pasal itu disebutkan Penyelenggaran Sistem Elektronik (PSE) sebagai pihak yang bertanggung jawab atas keamanan dan keandalan data pribadi penggunanya. Oleh karena itu, dia meminta KPU harus secara tuntas melakukan investigasi melalui audit forensik atas atas sistem keamanan dan server KPU sekaligus mengumumkannya kepada publik.

“KPU harus membuat mitigasi risiko dan sekaligus melakukan investigasi internal atas potensi fraud dari kalangan KPU sendiri. Koalisi calon Pilpres sudah harus meminta jaminan untuk memastikan kerentanan sistem sudah diperbaiki dan kecurangan tidak terjadi dan dilakukan oleh KPU sendiri akibat sistem dimaksud,” kata dia.

Kebocoran data membuat kepercayaan masyarakat terhadap KPU dan Pemilu 2024 merosot

Bambang menilai kebocoran data pemilih yang ramai diberitakan dalam beberapa pekan terakhir merupakan fakta dan tidak bisa diingkari. Bambang menyebut fenomena ini berdampak besar terhadap merosotnya tingkat kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan Pemilu 2024.

Advertising
Advertising

“Selain itu, legitimasi dan integritas penyelenggaraan pemilu terancam tergerus,” kata Bambang.

Selain itu, Bambang mengatakan keandalan sistem informasi pemilu untuk menghitung hasil pemungutan suara akan dipertanyakan publik. Dia menilai KPU tidak boleh menganggap sepele dan bermain-main dalam kasus kebocoran data ini.

“Tidak ada jaminan tidak terjadi kecurangan jika kerentanan sistem informasi Pemilu masih terjadi dan tidak diperbaiki secara tuntas,” kata dia. “Jika peretas berhasil membangun backdoor di sistem KPU, peretas akan terus dapat mencuri data KPU secara permanen, mendestruksi keandalan sistem informasi Pemilu dan bahkan mengubah algoritma perhitungan di dalam sistem Pemilu di 2024 mendatang”.

Selanjutnya, pertanyakan tindak lanjut dari temuan BSSN

<!--more-->

Meski demikian, Bambang Widjojanto mengaku bersyukur karena Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN telah menyerahkan laporan investigasi dan forensik digital tahap awal kepada Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Polri dan KPU, pada Sabtu, 2 Desember kemarin. Namun, Bambang mempertanyakan tindak lanjut dari laporan itu belum jelas.

“Ada satu hal penting yang sampai hari ini tidak dilakukan KPU, apakah memang benar terjadi kebocoran data? Jadi, KPU belum sekalipun mengonfirmasi kebocoran data pribadi pemilih sebanyak 204 juta,” kata Bambang.

Menurut dia, KPU hanya membuat siaran pers dengan menyatakan bahwa mengetahui informasi adanya pihak yang menjual data tersebutsejak Senin, 27 November lalu. Selain itu, KPU hanya mengonfirmasikan kepada BSSN, Bareskrim, dan instansi terkait lainnya.

“Para ahli keamanan siber, termasuk yang mempunyai keahlian forensik sudah sampai keyakinan bahwa data yang dijebol sebanyak sekitar 204 juta adalah benar data milik KPU. Mereka menyatakan data yang dibagikan peretas sebanyak 500.000 contoh data pemilih juga ditampilkan tangkapan layar dari situs cekdptonline.kpu.go.id untuk memverifikasi kebenaran data yang didapatkan tersebut,” kata Bambang.

Sebelumnya, data DPT Pemilu 2024 diperjualbelikan di BreachForum. Akun bernama 'Jimbo' menyatakan memiliki total 252 juta data yang didapatkan dari situs KPU. Beberapa diantaranya, menurut dia, berupa data duplikasi. Setelah dilakukan penyaringan, ada sekitar 204.807.203 data unik yang didapatkan.

Berita terkait

5 Faktor yang Bikin Politik Uang Terus Eksis di Indonesia

1 jam lalu

5 Faktor yang Bikin Politik Uang Terus Eksis di Indonesia

Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDIP, Hugua usulkan politik uang atau money politics dilegalkan. Apa sebab politik uang eksis di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kader PDIP Usul Politik Uang Dilegalkan, Ini Aturan Larangan Money Politics dan Sanksi Bagi Pelanggarnya

5 jam lalu

Kader PDIP Usul Politik Uang Dilegalkan, Ini Aturan Larangan Money Politics dan Sanksi Bagi Pelanggarnya

Anggota Komisi II DPR yang juga Kader PDIP, Hugua usulkan politik uang dalam Pemilu dilegalkan. Bagaimana regulasi money politics dan sanksinya?

Baca Selengkapnya

Soal Gaya Hidup Pejabat KPU yang Disindir DPR, Feri Amsari: Kita Jadi Mengerti Kenapa Kecurangan Pemilu Dibiarkan

7 jam lalu

Soal Gaya Hidup Pejabat KPU yang Disindir DPR, Feri Amsari: Kita Jadi Mengerti Kenapa Kecurangan Pemilu Dibiarkan

Pakar hukum tata negara Feri Amsari merespons gaya hidup pejabat KPU yang sempat disindir DPR, yakni menyewa private jet hingga bermain wanita.

Baca Selengkapnya

Alasan Demokrat Tolak Usulan Politik Uang Dilegalkan dalam Pilkada 2024

12 jam lalu

Alasan Demokrat Tolak Usulan Politik Uang Dilegalkan dalam Pilkada 2024

Partai Demokrat menolak usulan agae politik uang atau money politics dilegalkan pada Pemilihan Kepala Daerah alias Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Dede Yusuf Ungkap Alasan Enggan Maju Pilkada 2024

13 jam lalu

Dede Yusuf Ungkap Alasan Enggan Maju Pilkada 2024

Politikus Partai Demokrat Dede Yusuf lebih memilih menjadi anggota DPR RI dibanding maju Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur, PDIP Singgung KPU Tak Konsisten

1 hari lalu

Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur, PDIP Singgung KPU Tak Konsisten

PDIP menyoroti pernyataan terbaru KPU tentang caleg terpilih yang ingin maju pilkada harus mundur.

Baca Selengkapnya

KPU Kota Depok Pastikan Tak Ada Paslon Wali Kota Jalur Independen di Pilkada 2024

1 hari lalu

KPU Kota Depok Pastikan Tak Ada Paslon Wali Kota Jalur Independen di Pilkada 2024

KPU Kota Depok mengungkap alasan tidak ada paslon wali kota dari jalur independen atau perseorangan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Dapat Sanksi Lagi dari DKPP, Ini Reaksi Ketua KPU Hasyim Asy'ari

1 hari lalu

Dapat Sanksi Lagi dari DKPP, Ini Reaksi Ketua KPU Hasyim Asy'ari

Ketua KPU menyebutkan pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai pihak yang punya otoritas dan kemampuan mengamankan data.

Baca Selengkapnya

Profil Juri Ardiantoro, dari Bekas Ketua KPU Kini Jadi Stafsus Jokowi

1 hari lalu

Profil Juri Ardiantoro, dari Bekas Ketua KPU Kini Jadi Stafsus Jokowi

Simak profil Juri Ardiantoro di sini.

Baca Selengkapnya

KPU Sebut Hanya Ada 1 Bakal Calon Independen di Pilgub 2024

1 hari lalu

KPU Sebut Hanya Ada 1 Bakal Calon Independen di Pilgub 2024

Ada satu bakal pasangan calon independen yang mengundurkan diri, meskipun telah memenuhi syarat dukungan.

Baca Selengkapnya