Soal Peluang Demokrat ke Kubu Jokowi, PDIP: Megawati Tidak Dendam

Senin, 13 Mei 2019 09:52 WIB

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri selesai mencoblos di bilik suara bersama kedua anaknya, Prananda Prabowo dan Puan Maharani di TPS 62 Kebagusan. Dewi Nurita/TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Bambang Wuryanto mengatakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak menyimpan dendam terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Bambang menyebut Megawati juga tak mewariskan dendam.

"Buktinya, Mbak Puan (Puan Maharani, putri Megawati) membesuk Ibu Ani (Ani Yudhoyono, istri SBY) di Singapura," kata Bambang dikutip dari Majalah Tempo edisi Senin, 13 Mei 2019.

Baca: Sikap Koalisi Jokowi Terbelah Soal Peluang Demokrat - PAN Gabung

Hal ini disampaikan Bambang menanggapi kemungkinan Demokrat ke koalisi calon presiden inkumben Joko Widodo. Sejauh ini, sikap koalisi Jokowi terbelah mengenai kemungkinan bergabungnya sejumlah partai yang sebelumnya menjadi oposisi di pemilihan presiden 2019.

Tiga pengurus Partai Demokrat mengatakan SBY sebenarnya ingin bergabung dengan koalisi Jokowi. Namun masih ada "luka lama" yang mengganjal, yakni hubungan dengan Megawati. Kedua mantan presiden itu sangat jarang bertemu setelah pemilihan presiden 2004 yang dimenangi SBY.

Advertising
Advertising

Menurut Bambang, Megawati tak mempersoalkan jika Demokrat masuk koalisi. "Itu terserah presiden."

Ketua Bidang Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan partainya sudah mulai membahas opsi-opsi yang akan diambil seusai pemilihan presiden 2019. Ia menolak menyebutkan opsi-opsi itu namun mengatakan pembahasan sudah berlangsung di level pengambil kebijakan partai. "Kami tidak mau jadi partai kagetan, mendadak tiba-tiba mengambil sikap ketika peristiwanya terjadi, tidak demikian. Kami ini kan bukan partai baru lahir," kata Ferdinand, Sabtu, 11 Mei 2019.

Baca: Gerindra Minta Demokrat Keluar Koalisi, Sandiaga: Kami Solid

Dua petinggi partai banteng mengatakan Megawati sebenarnya lebih ingin berkoalisi dengan Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto. Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu menjadi pendamping Megawati dalam pemilihan presiden 2009. Namun, Prabowo masih menolak hasil Pemilihan Umum 2019.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan partainya belum membahas kemungkinan berkoalisi dengan Jokowi. Andre mengatakan keputusan itu ada di tangan Prabowo. "Kami masih meyakini Prabowo dilantik sebagai presiden."


MAJALAH TEMPO

Berita terkait

Selain soal Sikap Politik, Hasto Sebut Rakernas PDIP Akan Bahas Strategi Hadapi Pilkada 2024

11 jam lalu

Selain soal Sikap Politik, Hasto Sebut Rakernas PDIP Akan Bahas Strategi Hadapi Pilkada 2024

Rakernas PDIP yang berlangsung pada 24 sampai 26 April itu akan memutuskan target di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

11 jam lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Hadapi Pilkada 2024, PDIP: Solid dan Jangan Tertipu yang Mengaku Sahabat tapi Berkhianat

13 jam lalu

Hadapi Pilkada 2024, PDIP: Solid dan Jangan Tertipu yang Mengaku Sahabat tapi Berkhianat

Dalam rapat partai di Majalengka, Hasto minta kader PDIP waspadai pihak mengaku sahabat tapi sebenarnya pengkhianat.

Baca Selengkapnya

Soal Sikap Usai Pilpres 2024, PDIP Akan Pertimbangkan Suara dari Bawah

13 jam lalu

Soal Sikap Usai Pilpres 2024, PDIP Akan Pertimbangkan Suara dari Bawah

Penentuan PDIP usai Pilpres 2024 nantinya akan dibahas dalam rakernas bersamaan dengan evaluasi peta politik pada pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

PDIP Khawatirkan Fenomena Calon Pemimpin Harus Punya Uang dan Koneksi dengan Aparat

14 jam lalu

PDIP Khawatirkan Fenomena Calon Pemimpin Harus Punya Uang dan Koneksi dengan Aparat

Sekjen PDIP, Hasto, mengatakan kondisi demokrasi Indonesia sedang terguncang akibat pragmatisme politik berlebihan di pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

17 jam lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

3 Pesan Penting Megawati untuk Kader PDIP, Salah Satunya Jangan Pernah Bohong

19 jam lalu

3 Pesan Penting Megawati untuk Kader PDIP, Salah Satunya Jangan Pernah Bohong

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan sejumlah petuah kepada kadernya. Menekankan kadernya jangan bohong. Apa petuah lainnya?

Baca Selengkapnya

5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

19 jam lalu

5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

Ganjar Pranowo menegaskan sikap politiknya untuk tidak bergabung pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

21 jam lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

21 jam lalu

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.

Baca Selengkapnya