Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima kunjungan hafiz difabel netra, Fahrul Amin, 12 tahun, di rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Ahad, 10 Februari 2019. Tempo/Egi Adyatama
TEMPO.CO, Jakarta-Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK tak khawatir dengan hasil survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) yang menyebut 13 persen pemilih menilai Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak netral. Adapun mayoritas pemilih yang meragukan kinerja KPU merupakan pendukung pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
"Bahwa sekarang ada pihak yang tak senang dan senang saya kira biasa saja. Tak senang itu tergantung masing-masing pihak," kata JK saat ditemui di Kantor Wakil Presiden di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa, 12 Maret 2019.
JK menilai saat ini KPU sudah menjalankan fungsinya secara benar. Jika ada keberatan dan temuan terkait KPU, JK mempersilakan masyarakat untuk melaporkan kepada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu yang mengawasi KPU dan Bawaslu. Selain itu, adapula Badan Pengawas Pemilu yang terus memantau jalannya kampanye hingga pemilihan.
Ia mengatakan saat ini masyarakat Indonesia telah melek demokrasi. Karena itu, ia tak khawatir adanya polemik pasca pemilihan digelar 17 April 2019 mendatang. Jika ada yang tak menerima hasil, jalur banding via Mahkamah Konstitusi juga telah tersedia.
"Kita pahami bahwa masyarakat Indonesia sudah meyakini dan mempraktekan demokrasi secara lebih baik. Artinya kalau menang ya menang, kalah ya kalah. Selama hampir 20 tahun (ini berjalan), saya kira gak ada masalah," kata JK.
Dari hasil survei SMRC, 13 persen dari pemilih yang meragukan KPU. Sebanyak 13 persen dari total pemilih 190 juta adalah sekitar 25 juta.