Cerita Eks TKI Saat Surat Suara Pemilu Malah Jadi Tempat Curhat

Senin, 8 Oktober 2018 08:54 WIB

Ilustrasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Siti Badriah, mantan pekerja migran ini masih ingat betul saat ia tiga kali bertugas sebagai pengawas pemilu luar negeri sejak 2004. Ia pun menilai kurangnya sosialisasi dari penyelenggara pemilu, membuat banyak buruh migran yang mengalami kendala saat menggunakan hak pilihnya.

Saat Pemilu 2009 dan 2014 Siti bertugas di Malaysia. Di sana, kata dia, kendala yang banyak ditemui adalah majikan yang enggan memberikan izin keluar rumah kepada tenaga kerja Indonesia untuk memilih.

Baca: Migrant Care: Banyak Potensi Pelanggaran Pemilu di Luar Negeri

"Kalau majikan tidak mengizinkan maka enggak bisa menggunakan hak pilihnya," kata Siti dalam diskusi Menjaga Suara Buruh Migran Indonesia Pada Pemilu 2019 di Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta, Ahad, 7 Oktober 2018.

Jika majikan tidak memberikan izin, maka surat suara akan dikirimkan lewat pos. Lagi-lagi, kata Siti, opsi ini kerap bermasalah akibat surat telat sampai atau majikan yang tidak meneruskannya ke TKI lantaran tidak paham tujuan surat itu.

Advertising
Advertising

Selain itu, menurut Siti, kurangnya sosialisasi membuat banyak buruh migran tidak mengerti cara menggunakan hak pilihnya. Surat suara yang dikirimkan lewat pos justru jadi wadah para buruh migran mencurahkan perasaannya.

"Jadi ada juga yang dikirim balik ke kedutaan malah ditulis curhat kasusnya dia. Gaji tidak dibayar, tidak bisa pulang, dan lainnya," kata Siti.

Baca: Soal Pelanggaran Deklarasi Kampanye Damai, KPU: Publik yang Nilai

Siti meminta ke depan pihak Indonesia menggencarkan sosialisasi tidak hanya kepada buruh migran tapi juga ke para majikannya.

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Pemilu Luar Negeri Wajid Fauzi mengatakan pihaknya tidak bisa melakukan sosialisasi kepada majikan para TKI lantaran terhalang aturan negara setempat. Ia menjelaskan di sejumlah tempat ada hukum lokal yang melarang orang asing mengetuk pintu warganya kecuali sudah mengatur janji.

Antisipasinya, kata Wajid, Kedutaan Besar Republik Indonesia meminta Kementerian Luar Negeri setempat untuk membantu mengirimkan pesan kepada warganya yang mempekerjakan TKI agar mau memberikan izin untuk menggunakan hak pilihnya.

Baca: Golkar Sebut Pemilu 2019 Paling Rumit di Dunia

Berita terkait

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

21 jam lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

3 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

3 hari lalu

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

Polri menyoroti keselamatan buruh hingga sengketa buruh vs pengusaha, sehingga dirasa perlu pendampingan dari polisi.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

6 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

9 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

9 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

9 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

10 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

14 hari lalu

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

Ketua Umum PSI yang juga putra Jokowi, Kaesang Pangarep usulkan pemilu selanjutnya dengan sistem proporsional tertutup karena marak politik uang.

Baca Selengkapnya