TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Indonesia Research Center (IRC), Yunita Mandolang, mengatakan lembaganya siap diaudit terkait dengan perbedaan hasil hitung cepat pemilihan presiden. Hitung cepat IRC menunjukkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa unggul dengan angka 51,11 persen dibandingkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla 48,89 persen. "Kalau mau diaudit, silakan,” kata Yunita saat dihubungi, Jumat, 11 Juli 2014.
Yunita mengatakan IRC sudah mengirimkan metodologi pengambilan sampel survei ke Komisi Pemilihan Umum. Karena itulah, kata dia, KPU memberikan izin kepada IRC untuk menyelenggarakan sigi selama pemilu legislatif dan presiden. Menurut dia, metodologi survei yang dilakukan IRC merupakan metode standar seperti layaknya penelitian pada umumnya.
Yunita mempertanyakan sikap sejumlah media yang dinilainya tidak adil dalam mempertanyakan hasil hitung cepat. Menurut dia, media hanya bertanya kepada lembaga survei yang memenangkan Prabowo-Hatta. Sebaliknya, lembaga survei yang memenangkan Jokowi-JK tak mendapatkan banyak pertanyaan. (Baca: Adik Prabowo Tuding 4 Lembaga Survei Pro-Jokowi)
Yunita mengatakan pemenang pemilu presiden ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum. Menurut dia, lembaga survei melalui hitung cepat hanya bisa memprediksi siapa yang menjadi pemenang. Alasannya, jumlah sampel TPS sangat kecil jika dibandingkan dengan seluruh TPS. “Secara statistik dimungkinkan untuk memprediksi siapa pemenang survei,” katanya.
IRC merupakan lembaga survei di bawah MNC Riset. Dalam daftar yang tercatat di Komisi Pemilihan Umum, pimpinan IRC adalah Arya Mahendra Sinulingga, yang juga Pemimpin Redaksi nonaktif RCTI. Arya juga menjadi bagian tim sukses Prabowo-Hatta. Bos MNC, Hary Tanoesoedibjo, merupakan salah satu tokoh pendukung pasangan Prabowo-Hatta. (Baca: Mahfud: Empat Lembaga Survei Berafiliasi dengan TVOne)
WAYAN AGUS PURNOMO
Terpopuler:
Serangan ISIS Mendekati Mekah
Pro-Prabowo, Saham MNC dan Viva Group Rontok
PBB: Konflik Israel-Palestina Semakin Memburuk