TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Golongan Karya (Golkar) Idrus Marham menegaskan kader partainya, Mohammad Suleman Hidayat, tidak tertarik menjadi calon presiden dari partainya. Menteri Perindustrian itu, kata Idrus, tak pernah berpikir untuk menduduki kursi RI-1. "Sama sekali tidak berminat," kata Idrus di kediaman Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 17 Mei 2014.
Hidayat, kata Idrus, menghormati keputusan rapat pimpinan nasional sebelumnya yang menetapkan Ical--sapaan Aburizal--sebagai calon presiden dari Golkar. "Calon satu-satunya hanya Aburizal. Jadi, masalah sudah selesai," tutur Idrus.
Nama Hidayat muncul dalam rumusan tim enam yang terdiri atas tiga anggota Golkar dan Partai Demokrat. Idrus menyatakan dalam pertemuan itu Demokrat mengusulkan ada nama lain selain Ical untuk diusung sebagai calon presiden. Dari rumusan itulah, katanya, terlontar nama Hidayat.
Kubu Golkar, kata Idrus, memilih Pramono Edhie Wibowo sebagai kader Demokrat yang layak mendampingi Ical. Keinginan ini, ujarnya, diperkuat melalui pernyataan Ketua Harian Demokrat Sjarifuddin Hasan.
Golkar dan Demokrat menjadi dua partai tersisa yang belum menentukan arah koalisi. Partai Beringin pada pemilihan legislatif lalu meraup 14,75 persen suara dan 16,3 persen kursi parlemen. Adapun Demokrat mengumpulkan 10,19 persen suara dan 10,9 persen kursi parlemen. Kedua partai berencana berkoalisi untuk mengusung calon presiden. Jika digabung, kedua partai memiliki kekuatan 24,94 persen suara dan 27,2 persen kursi parlemen. (Baca: Dahlan Tak Jadi Capres Demokrat, Keluarga Kecewa).
SINGGIH SOARES
Terpopuler
Pramugari Salat di Pesawat, Ini Tanggapan Garuda
Pro-Jokowi: Isu Puan Cawapres Adu Domba Politik
Gaya Komunikasi Wali Kota Surabaya Dikritik
Korban PHK Sampoerna Telanjur Kredit Sepeda Motor
Demokrat Ingin Ical Jadi King Maker, Bukan Capres