TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif PoliticaWave Yose Rizal mengatakan kampanye hitam yang ditujukan kepada calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, di sosial media semakin banyak setelah pemilihan umum legislatif 9 April lalu. Namun, kata Yose, kampanye hitam ini terbukti tak terlalu berhasil mempengaruhi masyarakat.
"Mereka semakin pintar, tahu mana yang benar dan mana yang tidak," kata Yose ketika dihubungi, Jumat, 9 Mei 2014.
Yose mengatakan kampanye hitam untuk Jokowi semakin hari kian parah. Contohnya, Kamis pagi, 9 Mei 2014, pengguna jejaring sosial Twitter dan Facebook digegerkan oleh sebuah gambar yang mengatakan Jokowi meninggal. Gambar kabar Jokowi meninggal itu didesain bak pengumuman duka yang biasa muncul di surat kabar. Ukurannya kurang lebih 20 x 20 sentimeter, hitam-putih, dan ada foto Jokowi tersenyum di bagian kiri atas.
Iklan kematian itu menuliskan nama Jokowi disertai embel-embel nama baptis Herbertus dan nama Mandarin Oey Hong Liong.
Untungnya, kata Yose, masyarakat tak percaya dan malah menimbulkan simpati kepada Jokowi. "Justru masyarakat yang marah karena dianggap berlebihan dan memecah belah," ujarnya. Yose menuturkan kampanye hitam justru menimbulkan resistensi terhadap pihak yang berseberangan dengan Jokowi.
Iklan ini pun menimbulkan sejumlah komentar dari pengguna lini massa Twitter. "Sangat ga lucu skrg yg jelekin Jokowi. Kasar. Vulgar. Yg dukung itu ga layak dan bkin iklan bhw beliau meninggal,jahat bgt," tulis pemilik akun @thomsonchris. Adapun pemilik akun @mnahiman mengatakan, "Konon org yg diisukan meninggal malah pjg umur. Pembuat 'iklan RIP Jokowi' turut doakan."
SUNDARI
Terpopuler
Hamas Eksekusi Mati Dua Kolaborator Israel
Boko Haram Membunuh 300 Warga Nigeria
Putin Setuju Referendum di Ukraina Ditunda