TEMPO.CO , Jakarta - Mugiyanto, korban penculikan Tim Mawar pada 1998, menilai dukungan Front Anti-Komunis Indonesia (FAKI) terhadap pencalonan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto sebagai presiden membuktikan partai ini antidemokrasi. Menurut dia, FAKI sering menyerang pertemuan-pertemuan masyarakat korban tragedi 1965. (Baca: Pertemuan Korban 1965 Bubar, FAKI Tanggung Jawab)
"Dengan bergabungnya FAKI, ini bukti betapa Gerindra dan Prabowo mewadahi orang-orang intoleran," kata Mugiyanto, aktivis yang kini menjadi Ketua Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI), saat dihubungi Sabtu, 26 April 2014.
Mugi mengatakan dukungan FAKI tersebut mengindikasikan mantan Danjen Kopassus itu tidak layak mencalonkan diri sebagai presiden. Meski, menurut Mugiyanto, secara konstitusional tak ada larangan bagi Prabowo untuk nyapres. "Ini menjadi indikasi tambahan bahwa Prabowo tak layak didukung," katanya. (Baca: Prabowo Didukung Front Anti-Komunis Indonesia dan FAKI Ancam Bunuh Keluarga PKI)
Mugiyanto adalah salah satu aktivis prodemokrasi yang diculik pada 13 Maret 1998, menjelang keruntuhan rezim Orde Baru. Dia diculik oleh beberapa orang di sebuah rumah kontrakan di Jakarta Timur. Belakangan diketahui bahwa orang-orang yang menculiknya adalah anggota Kopassus yang tergabung dalam Tim Mawar. Selama diculik, aktivis Partai Rakyat Demokratik ini diinterogasi dan disiksa penculiknya.
Mugiyanto menuturkan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Prabowo sangat banyak. Di antaranya peristiwa di “Kampung Janda” Krakas Timor Leste, di Aceh, serta penculikan aktivis 1998. Sayangnya, kata dia, dari semua itu belum ada tindakan proses hukum. (Baca: Korban 98: Pernah Kabur, Prabowo Tak Pantas Capres)
Saat Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyelidiki kasus penculikan aktivis 98 pada 2004-2006, kata dia, Prabowo tidak memenuhi panggilan lembaga itu untuk dimintai keterangan.
Beberapa waktu lalu, FAKI menyatakan dukungannya terhadap Prabowo untuk maju sebagai calon presiden. Puluhan anggota FAKI mendatangi kediaman Ketua Umum Gerindra Suhardi di Yogyakarta. Suhardi menyambut dukungan itu dan tak merisaukan anggapan sebagian orang yang menilai FAKI sebagai organisasi yang intoleran dan antidemokrasi. (Baca: Front Anti-Komunis Diminta Jadi Tim Sukses Prabowo)
LINDA TRIANITA
Topik terhangat:
Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo
Berita terpopuler lainnya:
Wawancara Khusus Kepala JIS: Kasus Ini Amat Berat
Prabowo-Hatta Dideklarasikan di Grahadi Surabaya
Aceng Fikri ke Senayan, Menteri Linda Tercengang