TEMPO.CO, Surabaya-- Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto "menjual" peristiwa 10 November 1945 dan pidato Bung Tomo saat berorasi di kampanye terbuka partainya di Gelora 10 November, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 5 April 2014.
Dia menceritakan peristiwa bersejarah itu di hadapan ribuan simpatisan partainya. Selesai berorasi, Prabowo minta panitia kampanye memutar rekaman pidato Bung Tomo. "Saya minta sekarang disuarakan pidato Bung Tomo," kata Prabowo.
Lebih dari lima menit rekaman pidato Bung Tomo diputar dalam kampanye. Meski suara pidato tak terlalu terdengar, Prabowo menyatakan pidato itu merupakan suara dari mereka yang merebut kemerdekaan bangsa dan menolak penjajahan.
Namun, kata Prabowo, saat ini Indonesia kembali berada dalam ancaman penjajahan dari pihak tertentu dalam jenis yang berbeda seperti era 1945 dulu. "Mereka menjajahnya lebih lihai, lebih bagus, lebih halus, lebih licik," ujarnya. "Mereka tidak kirim tentara, mereka cukup membeli dan menyogok pemimpin-pemimpin kita."
Menurut Prabowo, dia perlu mengulangi cerita perjuangan 10 November 1945 lantaran banyak rakyat Indonesia yang lupa asal-usulnya. Selain itu, banyak juga pemimpin yang siap menjual Indonesia ke negara-negara lain. "Dan banyak di antara kita yang ikut membantu negara kita dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tertentu."
Karena itu, Prabowo berharap rakyat bisa menentukan pilihannya pada 9 April nanti. "Pilihan di hadapan rakyat adalah antara yang benar dan yang tidak benar," katanya. "Pilihannya adalah memilih pemerintah yang bersih, kuat, dan membela kepentingan rakyat, atau memilih maling-maling dan koruptor-koruptor itu semua."
PRIHANDOKO