Pasangan presiden terpilih Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla melambaikan salam tiga jari usai menyampaikan pidato kemenangan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa 22 Juli 2014. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil presiden terpilih, Jusuf Kalla, enggan berkomentar ihwal adanya kemungkinan partai koalisi lawan ingin merapat ke kubunya. "Belumlah, belum dibahas soal itu," kata Kalla di gedung Palang Merah Indonesia, Jumat, 25 Juli 2014. (Baca: Jusuf Kalla Kumpulkan Pendukung Munas Golkar)
Dia juga mengaku belum menerima telepon dari Hatta Rajasa setelah kekalahan Prabowo Subianto-Hatta dalam pemilihan umum presiden. "Tidak ada itu telepon," ujarnya singkat. (Baca: Kalla Tak Khawatir Prabowo Gugat ke MK)
Dia membuka pintu jika ada partai dari koalisi lawan yang ingin merapat ke kubunya. Namun partai itu harus punya alasan ingin bergotong-royong dan membantu pelaksanaan program kabinet di rezimnya.
Seusai kekalahan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam pemilihan presiden, beberapa partai pengusung calon nomor urut satu itu dikabarkan akan merapat ke koalisi pimpinan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mengusung Jokowi-Kalla.
Beberapa hari lalu, Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono mendesak Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie segera mengakui kemenangan Jokowi-Kalla. Bahkan Wakil Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa mengatakan dukungan kepada Jokowi-Kalla akan diformalkan dalam rapat musyawarah nasional.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.