ISKA Minta Jokowi dan Prabowo Bersikap Negarawan  

Reporter

Senin, 21 Juli 2014 15:08 WIB

Ketua Presidium Pusat ISKA (Ikatan Sarjana Katolik Indonesia) Muliawan Margadana pada acara nonton bareng "Soegija" Jakarta, (07/06). ISKA menggelar acara nonton bareng dan mengundang berbagai undangan dari beragam agama, profesi, organisasi kecendiakawanan serta latarbelakang sosial-politik. Tempo/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Presidium Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Muliawan Margadana menyatakan Indonesia menantikan sikap negarawan dua calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, dalam merespons pengumuman hasil rekapitulasi nasional pemilihan presiden pada 22 Juli 2014.

Muliawan juga menekankan, pemerintah punya peran penting mengawal keamanan publik menjelang dan sesudah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil pemilihan presiden. "Pemerintah perlu mengambil sikap jelas agar tak terjadi polarisasi masyarakat yang lebih luas," kata Muliawan dalam Rapat Kerja Presidium Pusat ISKA di Wisma Saidi, Jakarta, Ahad, 20 Juli 2014.

Menurut Muliawan, pemilihan presiden 2014 merupakan proses demokrasi bukan pertarungan hidup-mati. Pilpres merupakan proses untuk mendewasakan bangsa. "Pilpres bukan Perang Badar seperti yang sering disampaikan. Kepentingan bangsa menjadi hal utama," kata menegaskan.

Sebelumnya, calon presiden Prabowo Subianto mensinyalir sejumlah kecurangan dalam pelaksanaan pemilu presiden. Prabowo meminta KPU memfasilitasi pencoblosan ulang. "Tentu harus diulang," ujarnya seusai menyambangi kediaman mantan Presiden B.J. Habibie, Sabtu, 17 Juli 2014.

Di hadapan sejumlah cendekiawan senior Katolik Indonesia dan seluruh anggota, Presiden Pusat ISKA Muliawan menyampaikan presiden Republik Indonesia ke depan harus membangun sistem demokrasi yang jelas dengan dasar Pancasila. “Merevisi sistem perundang-undangan pemilu ke depan harus dan perlu dilakukan,” kata Muliawan.

Dia mengingatkan hal yang tak kalah penting adalah memperbaiki infrastuktur ekonomi untuk mensejahterakan masyarakat. Apalagi saat ini sistem pemilu kita menghasilkan politikus transaksional, liberal, dan pemilu yang brutal. "Aspek politik dan ekonomi harus menjadi bangunan yang utama fondasi bangsa. Sehingga etika politik harus dibangun oleh segenap elemen bangsa," ujarnya kepada Tempo.

AMOS SIMANUNGKALIT

Terpopuler

KPK Diminta Selidiki Peran Ketua PN Karawang
Kasus Karawang, KPK Didesak Usut Agung Podomoro
Sidang Anas Urbaningrum Hadirkan Tujuh Saksi
Polri Siapkan 22.500 Aparat Amankan Pleno KPU

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.

Baca Selengkapnya

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.

Baca Selengkapnya

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.

Baca Selengkapnya