BJ Habibie (kiri) didampingi Jokowi dan Anies Baswedan memberikan keterangan pers usai pertemuan silahturami di Kediaman BJ Habibie, Jakarta, 18 Juli 2014. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota tim pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Marwan Ja'far, mengatakan timnya tengah mempersiapkan pertemuan besar lintas kelompok dan elemen masyarakat. Pertemuan ini rencananya digelar setelah Komisi Pemilihan Umum menetapkan hasil pemilihan presiden 22 Juli mendatang. “Kami akan adakan islah Indonesia, “ kata Marwan saat dihubungi, Ahad, 20 Juli 2014.
Menurut Marwan, gagasan rekonsiliasi ini ditujukan untuk menghapus perbedaan pandangan yang terjadi di tengah masyarakat selama masa kampanye dan pemilihan presiden 9 Juli lalu. “Agar masyarakat tak lagi terkotak-kotak. Kita harus bersatu kembali.”
Selain menggelar pertemuan lintas kelompok, Jokowi juga akan melakukan safari ke sejumlah daerah. Jokowi ingin membangun kembali komunikasi politik, terutama pada masyarakat yang menjadi basis suara pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. “Kami ingin membangun kembali suasana kebatinan dan menghidupkan tradisi kerukunan dan gotong royong yang menjadi ciri bangsa.”
Gagasan rekonsiliasi ini, ujar Marwan, didorong besarnya perbedaan di antara kedua kubu pendukung capres selama masa kampanye. Tensi panas itu juga terlihat dari maraknya kampanye hitam yang berkembang di masyarakat. Kampanye hitam paling banyak menyerang pasangan Jokowi-JK.
Obor Rakyat, misalnya, menulis Jokowi sebagai keturunan Tionghoa, beragama Nasrani, dan orang tuanya penganut komunisme. Sedangkan Prabowo Subianto kerap diserang isu pelanggaran hak asasi manusia dan penculikan aktivis pada 1998 ketika menjadi Komandan Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat.
Di sejumlah daerah, Jokowi juga akan menemui sejumlah tokoh masyarakat dan kelompok. Jokowi ingin selama rekonsiliasi akan mengutamakan persatuan dan kerukunan. “Kami ingin suasana kembali sejuk seperti sebelum pilpres,” tuturnya.
