TEMPO.CO, Bogor - Calon presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto, menyemprot sejumlah awak pers di kediamannya di Bojong Koneng, Babakan Madang, Jawa Barat, Rabu, 9 Juli 2014. Prabowo menuding beberapa media menayangkan berita yang tidak berimbang dan kerap menyudutkan dirinya. (Baca: LSI, SMRC, dan IPI: Jokowi-JK Menang 52,7% Vs 47,2%)
Setelah mencoblos Prabowo memang memberikan kesempatan pada semua wartawan untuk mewawancarai dirinya. Namun Prabowo tiba-tiba emosi ketika mengetahui ada beberapa wartawan yang menurut dia selalu menyudutkan dirinya bisa masuk ke rumahnya. (Baca: Megawati Menangis Jokowi-JK Menang Pemilu Presiden)
Stasiun televisi Metro TV termasuk yang membuat Prabowo naik darah. Menurut dia, pemberitaan stasiun televisi milik Surya Paloh itu selalu menjelek-jelekkan dirinya. "Tolong tanyakan sama atasanmu, Surya Paloh, apa yang telah saya lakukan padanya?" ujar Prabowo menantang wartawan Metro TV. (Baca: Hitung Cepat Cyrus dan CSIS, Jokowi-JK Unggul)
Wartawan Metro TV sempat merespons Prabowo. Menurut wartawan itu, ucapan Prabowo akan disampaikan ke rapat redaksi. Braak, Prabowo Masukkan Surat Suara ke Kotak
Prabowo rupanya tak terima dengan jawaban itu. Menurut dia, hal itu tidak akan dilakukan. "You paling tidak berani," ujarnya. Wartawan Metro TV itu akhirnya dibujuk oleh ajudan Prabowo untuk segera meninggalkan rumah Prabowo. (Baca: Ini Alasan Popularitas Jokowi 'Rebound')
Tak hanya sampai di situ, mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu juga mulai marah dan keberatan atas pemberitaan Tempo. Menurut dia pemberitaan Tempo selalu merugikan dirinya. "Tempo juga selalu memberitakan hal yang buruk tentang saya," ujarnya. (Baca: Prabowo Tak Percaya Hasil Hitung Cepat)
Prabowo bahkan merasa tidak pernah menyakiti pendiri Tempo, Goenawan Mohamad. "Salah apa saya sama Goenawan Mohamad," ujarnya sebelum diwawancarai CNN.
GANGSAR PARIKESIT
Terpopuler
Arkeolog Ungkap Grafiti Erotis Tertua di Dunia
Cina Pampang Gambar 'Jamur' di Peta Jepang
Nokia Lumia Bakal Gunakan Android?
Berita terkait
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang
27 Desember 2021
Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.
Baca SelengkapnyaDPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.
Baca SelengkapnyaAksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat
17 Maret 2019
Pada pertengahan Desember 2018, Romy PPP menguak fakta-fakta di balik terbitnya tabloid Obor Rakyat pada pilpres 2014.
Baca SelengkapnyaSiapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini
6 Februari 2019
Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga Uno membantah tengara kubu Jokowi soal keterlibatan konsultan asing dalam pemilihan presiden kali ini.
Baca SelengkapnyaSetya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019
27 Maret 2017
Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaGagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019
22 Maret 2017
Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini
Baca SelengkapnyaTiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses
16 Januari 2017
RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?
10 September 2015
Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.
Baca SelengkapnyaKonflik Golkar dan PPP Bawa Efek Berantai
14 Desember 2014
Perebutan legitimasi ini juga berpeluang merembet.
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo: Pemerintah Intervensi Konflik Partai
9 Desember 2014
Konflik terjadi di PPP dan Golkar.
Baca Selengkapnya